- tim tvOne - julio
BRIN Ungkap Percepatan Pembangunan Desa Dapat Mendukung Indonesia Emas
Jakarta, tvOnenews.com - Direktur Kebijakan Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mochammad Nurhasim menekankan pentingnya mempercepat pembangunan desa untuk mencapai visi Indonesia Emas pada tahun 2045, yang merupakan peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
“Waktu berputar dengan cepat dan saya kira nanti kita banyak bisa berdiskusi tentang apa kira-kira prioritas yang perlu didorong oleh pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, untuk menyongsong pembangunan nasional khususnya untuk pencapaian target,” kata Mochammad Nurhasim pada saat membuka kegiatan “Workshop Desa dan Pencapaian Pembangunan Indonesia Emas 2045" di Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Ini disebabkan oleh banyaknya temuan di desa-desa yang masih berada pada tingkat berkembang dan juga yang tertinggal. Ia menambahkan bahwa jumlah desa dengan kondisi tersebut cukup banyak.
Untuk mengatasi masalah ini, diskusi dan tindakan nyata untuk membangun dan memajukan desa harus segera dilaksanakan. Dengan cara ini, generasi muda dari desa tersebut diharapkan kembali untuk membangun kampung halaman mereka agar tarafnya dapat meningkat.
Dengan kemauan dan kerjasama semua pihak, bukan tidak mungkin desa-desa di Indonesia dapat berkembang pesat dan sejahtera seperti di negara-negara lain.
“Korea Selatan pada waktu kami melakukan beberapa kajian tentang desa, itu ternyata stressing ataupun pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah pusat melalui beberapa program Saemuel Undong itu cukup berhasil,” ujar dia.
Sebagai informasi, Saemaul Undong adalah program pemerintah Korea Selatan yang dimulai sejak tahun 1970-an dan diinisiasi oleh Presiden Park Chung-hee.
Tujuan dari gerakan ini adalah untuk memodernisasi desa-desa di Korea Selatan, mengurangi kesenjangan antara desa dan kota, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa melalui partisipasi aktif dari komunitas lokal.
Ia melanjutkan bahwa jika hal ini diterapkan di Indonesia, masih ada banyak tantangan dalam mengadaptasi atau mencontoh Korea Selatan untuk menjadikan desa sebagai industri karena mereka diharuskan untuk memproduksi barang mereka sendiri.
"
“Di dalam catatan kita itu, mengalami tantangan yaitu satu desa satu produk,” tutur dia.
Acara “Workshop Desa dan Pencapaian Pembangunan Indonesia Emas 2045" dihadiri oleh Ivanovich Agusta, Ph.D, Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Kementerian Desa PDTT, Ira Hayatunnisma, MM, Ditjen Bina Pemerintah Desa, Kemendagri RI, serta La Husen Zuada, M.IP, Dosen FISIP Universitas Tadulako.(ant/nsp)