- Antara
Ekonom Ungkap Dampak Kebijakan Tarif yang DItetapkan Donald Trump
Jakarta, tvOnenews.com - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) menjadikannya membuat aturan bahwa ia akan mengenakan bea masuk sebesar 25 persen untuk barang-barang yang diimpor dari Kanada dan Meksiko sampai kedua negara tersebut menanggulangi secara serius masalah narkoba dan migran yang melintasi perbatasan.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa tarif yang ditetapkan oleh Donald Trump akan mengganggu kerja sama ekonomi dan memperburuk hubungan antara AS dan mitra dagangnya yang paling dekat.
Banyak pakar ekonomi berpendapat bahwa kebijakan ini akan memaksa perusahaan untuk menaikkan harga kepada konsumen, yang bisa menyebabkan lonjakan signifikan dalam harga barang kebutuhan sehari-hari, peningkatan kesenjangan, dan berkurangnya pilihan bagi konsumen.
Tarif yang diusulkan oleh Trump di awal minggu ini dapat membebani setiap konsumen di AS dengan biaya tambahan sebesar 810 dolar AS tiap tahun, menurut James Knightley, kepala ekonom internasional di ING, sebuah lembaga keuangan.
Pembeli mobil diperkirakan akan menghadapi lonjakan harga yang besar. Ini akan memperburuk kondisi pasar yang sudah sulit, di mana biaya telah naik melampaui kemampuan banyak orang.
Dengan harga kendaraan baru rata-rata saat ini sekitar 48.000 dolar AS, biaya tambahan akibat tarif tersebut dapat menjadikan kepemilikan mobil semakin tidak terjangkau oleh banyak orang.
Volkswagen, Stellantis, General Motors, dan Ford diproyeksikan akan merasakan dampak paling besar dari rencana tarif tersebut, ujar analis Bernstein, Daniel Roeska. "Tarif 25 persen untuk Meksiko dan Kanada akan sangat merugikan industri otomotif AS," tegasnya.