- istimewa
Dukung Pengentasan Kemiskinan, Bambang Soesatyo Tegaskan Sikap Kadin Indonesia Dukung Asta Cita Presiden Prabwowo
Jakarta, tvonenews.com - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia 2024 menegaskan sikap untuk mendukung program - program pemerintah dalam Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan KADIN Indonesia siap mendukung Asta Cita Pemerintah sesuai dengan tema besar Rapimnas Kadin 2024 yakni "Tekan Kemiskinan, Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Wujudkan Indonesia Emas".
"Pengentasan kemiskinan adalah tantangan yang harus diatasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Presiden Prabowo sebesar 8 persen dan cita-cita mewujudkan Indonesia Emas 2045, strategi pengentasan kemiskinan perlu menjadi bagian sentral dari agenda pembangunan nasional," ujar Bamsoet usai menghadiri Rapimnas Kadin Indonesia di Jakarta, Minggu (1/12/24).
Anggota DPR RI ini menjelaskan, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, persentase penduduk miskin di Indonesia sebesar 9,03% dengan jumlah penduduk miskin mencapai 25,22 juta orang.
Dimana persentase penduduk miskin perkotaan sebesar 7,09% dan persentase penduduk miskin perdesaan sebesar 11,79 persen. Sementara, garis kemiskinan pada Maret 2024 sebesar Rp 582.932 per kapita per bulan.
"Sekalipun persentase penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 9,03 persen, menurun 0,33 persen poin dibanding Maret 2023 dan menurun 0,54 persen poin terhadap September 2022, namun masih ada sekitar 25 juta lebih penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan,” jelas Bamsoet.
Solusi Kemiskinan
Dia menyebutkan, faktor utama penyebab kemiskinan di Indonesia meliputi rendahnya akses pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan yang berkualitas.Oleh sebab itu, salah satu solusi utama pengentasan kemiskinan adalah dengan meningkatkan pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja.
"Selain itu, program kesehatan yang baik akan mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan produktivitas. Misalnya, Program Keluarga Harapan (PKH) yang memberikan bantuan bersyarat kepada keluarga miskin di Indonesia telah menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan akses keluarga miskin terhadap pendidikan dan layanan kesehatan," kata Bamsoet.
Dia menambahkan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan dukungan terhadap sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) juga sangat penting dalam pengentasan kemiskinan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja di Indonesia dan berkontribusi terhadap 60 persen produk domestik bruto (PDB). Oleh sebab itu, dia menyoroti pentingnya memberikanbantuan akses pendanaan untuk UMKM.
"Program penyediaan akses ke modal dan pelatihan manajemen bisnis dapat meningkatkan daya saing UMKM. Contoh nyata adalah Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberikan akses murah terhadap modal bagi pelaku UMKM," pungkas Bamsoet. (hsb)