- Ilustrasi
Digitalisasi Pelayanan PLN Persingkat Waktu Penanganan Gangguan Listrik Jadi 4 Menit
Jakarta, tvOnenews.com - Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa digitalisasi layanan telah berhasil mempersingkat waktu penanganan gangguan listrik dari 20 menit menjadi hanya 4 menit, untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
"Sebelum adanya digitalisasi pelayanan pelanggan, maka durasi gangguan itu dulu hampir 20 menit. Tetapi durasi gangguan yang dulu sekitar 20 menit, saat ini sudah bisa diturunkan menjadi hanya 4 menit saja," kata Darmawan dalam agenda rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI di Jakarta, Senin (2/12/2024).
Darmawan juga mengungkapkan bahwa transformasi digital memberikan efisiensi kerja petugas lapangan tanpa menambah jumlah tenaga kerja. Walaupun jumlah petugas berkurang karena pensiun, digitalisasi mendukung kinerja yang lebih efisien dan produktif.
Sistem digital yang diimplementasikan memungkinkan pemantauan dan manajemen tugas petugas secara real-time. Petugas yang sebelumnya tidak terpantau dengan baik kini memiliki work order yang tercatat dengan statistik yang jelas. Hal ini meningkatkan efektivitas kerja mereka di lapangan.
"Dengan adanya sistem digitalisasi, maka petugas kami menjadi terkelola dengan lebih baik lagi. Jadi petugas kami di lapangan ada sekitar 120 ribu total. Tadinya tanpa sistem digital, banyak petugas kami itu tidak termonitor bahwa mereka sebenarnya tidak teroptimalkan dengan baik," ujarnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa digitalisasi juga berpengaruh pada penurunan frekuensi gangguan listrik yang dialami oleh pelanggan. Data menunjukkan frekuensi gangguan menurun dari 11,5 gangguan per pelanggan per tahun pada 2019 menjadi hanya 2,7 gangguan per pelanggan per tahun pada 2023.
Efisiensi ini dicapai dengan memanfaatkan waktu luang petugas untuk melakukan aktivitas pencegahan gangguan, seperti pemangkasan pohon yang sering menjadi penyebab gangguan pada jaringan listrik. Proses ini membantu menjaga keamanan transmisi dan menurunkan risiko terjadinya gangguan.
Digitalisasi tidak hanya berkaitan dengan penanganan gangguan, tetapi juga mengurangi kehilangan jaringan. Langkah-langkah operasional semacam ini menjadi bagian dari tahap awal transformasi yang menekankan optimalisasi internal tanpa menambah biaya.
PLN menekankan bahwa transformasi ini adalah langkah pertama menuju visi menjadi perusahaan listrik terdepan di Asia Tenggara. Perbaikan internal yang sistematis menjadi fondasi penting untuk mencapai standar kelas dunia.
Dengan sistem digital, PLN juga memperkuat perhatian pada aspek keselamatan dan keandalan layanan. Tindakan pencegahan seperti pemeliharaan jaringan menjadi lebih terjadwal dan terdokumentasi dengan baik, sehingga mengurangi potensi gangguan di masa mendatang.
"Kenapa frekuensinya menurun? Karena begitu petugas kami bisa kami optimalkan, nah kami tahu petugas kami sedang kosong, maka bisa kami gunakan untuk potong pohon," terang Darmawan.
Dia juga menyebutkan bahwa PLN melayani 92 juta pelanggan yang terdiri atas rumah tangga, pemerintah, bisnis, dan juga pelanggan industri.
"Untuk pelanggan rumah tangga 83 juta. Jadi 9 juta (pelanggan lainnya) itu adalah bisnis, pemerintah, dan juga industri," ucapnya. (ant/nsp)