- ANTARA
Rupiah Tertekan Mendekati Level Rp16 Ribu per Dolar AS Imbas Meningkatnya Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Pada September 2024, inflasi PCE tercatat sebesar 0,2 persen atau 2,1 persen (yoy). Untuk inflasi inti PCE naik moderat menjadi 2,3 persen dari 2,2 persen sejalan dengan kinerja penjualan ritel dan Indeks Redbook yang mencerminkan aktivitas pembelian di AS pada Oktober 2024 yang masih tumbuh positif.
Pendapatan personal di AS pada Oktober 2024 meningkat sebesar 0,6 persen (mom), terakselerasi dari bulan sebelumnya yang naik sebesar 0,3 persen (mom), didorong oleh peningkatan upah dan gaji yang tumbuh positif selama enam bulan berturut-turut.
Selanjutnya, tekanan global yang menurun dipengaruhi oleh pencalonan Scott Bessent sebagai US Treasury Secretary atau Menteri Keuangan AS, yang direspons positif oleh pasar.
Hal tersebut dianggap sebagai safe hands candidate yang akan mengawasi kebijakan tarif supaya jangan terlalu ekstrem dan dikenal sebagai pro-pasar diharapkan membawa kebijakan yang ramah dunia usaha.
Pasar akan lebih menanti hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir tahun ini, sekaligus latest Fed Guidance pada 18 Desember 2024.
“Guidance ini akan dapat memberikan insight terhadap arah suku bunga The Fed ke depan apakah akan less aggressive seperti yang diperkirakan saat ini,” tuturnya.
Reny memperkirakan kurs rupiah pada perdagangan hari ini akan berada di kisaran Rp15.860 per dolar AS sampai dengan Rp15.920 per dolar AS. (ant/nba)