Bermula Dari Penelitian Pakan untuk Orang Utan Kalimantan, Peneliti Justru Temukan Produk Perawatan Kulit Ini.
Sumber :
  • istimewa

Bermula Dari Penelitian Pakan untuk Orang Utan Kalimantan, Peneliti Justru Temukan Produk Perawatan Kulit Ini

Selasa, 10 Desember 2024 - 17:28 WIB

Jakarta, tvonenews.com - Kolaborasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan Skala Bentang-Alam di Wehea-Kelay, di Kalimantan telah memberi dampak signifikan. Bukan hanya untuk perlindungan orang utan Kalimantan, kolaborasi berbagai pihak juga berhasil menemukan produk perawatan kulit yang bernilai ekonomis.

Dekan Universitas Mulawarman, Irawan Wijaya Kusuma mengamini dan membuktikan pernyataan tersebut dalam paparannya pada Ekspos Hasil Kolaborasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan Skala Bentang-Alam di Wehea-Kelay, di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (10/12/2024).

Dia menjelaskan, temuan tersebut bermula saat tim riset gabungan dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman bersama YKAN melakukan penelitian terhadap pakan orang utan. Sepanjang 2023, para peneliti ini telah mengidentifikasi  227 jenis pakan orang utan.

Mereka kemudian mengerucutkan menjadi 11 jenis pakan dengan mencari bioaktivitas dan kandungan nutrisi.  “Ketemulah jenis Macaranga conifera ini yang memiliki potensi anti-kanker, anti-diabetes, dan anti-oksidan yang bisa diturunkan untuk produk perawatan kulit” ujar Irawan dalam keterangan tertulisnya.

Kemudian, tim membuat purwarupa yang berkhasiat untuk antipenuaan dini, antijerawat, pencerah wajah. “Tiga produk tersebut dipilih sesuai dengan kondisi pasar saat ini,” ujar  Irawan sembari menunjukkan sampel produk perawatan kulit dengan nama dagang WEMACA.

Irawan mengatakan tidak menutup kemungkinan, akan lebih banyak produk turunan. Lantaran masih banyak jenis pakan lain yang belum dioptimalkan khasiatnya.

Selain produk perawatan kulit, kolaborasi kolaborasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan Skala Bentang-Alam di Wehea-Kelay juga mulai dirasakan oleh dunia usaha. Direktur Utama PT Gunung Gajah Abadi Totok Suripto mengatakan kemitraan ini telah membantu perusahaan dalam menerapkan praktik pengelolaan konsesi yang berkelanjutan.

Sebelum ada kolaborasi, pemegang PBPH-HA ini sudah menerapkan aturan-aturan berkelanjutan, tapi berjalan sendiri-sendiri. “Padahal isu yang dijaga bergerak lintas batas dan dampak pengelolaan di tiap perusahaan juga pasti lintas batas,” kata Totok. Sehingga keberadaan forum sangat membantu menyelaraskan standar praktik baik di tiap perusahaan.

Perlindungan Orang Utan

Orang utan Kalimantan adalah satwa endemik Indonesia yang hanya terdapat di Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan. Di Kalimantan Timur, salah satu sebaran habitat orang utan berada di Bentang Alam Wehea-Kelay.

Orang utan sebagai spesies payung dijadikan dasar kolaborasi 23 pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, akademisi, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat  dalam mengelola kawasan seluas 532.143 hektare tersebut.

Bentang Alam Wehea-Kelay adalah lanskap dengan pelbagai kepentingan. Mulai dari Hutan Lindung Wehea, Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan – Hutan Alam (PBPH-HA), PBPH – Hutan Tanaman, area kelola masyarakat, pemerintah daerah, lembaga riset, akademisi, dan perkebunan sawit.

Mereka berkolaborasi dalam mengelola kawasan secara lestari sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di bawah payung Forum Kolaborasi Bentang Alam Wehea-Kelay, para pihak sudah bekerjasama hampir selama satu dasawarsa.

“Salah satu yang menarik perhatian saya, bahwa hasil kolaborasi ini menghasilkan prototipe produk bioprospeksi yang terinspirasi dari tumbuhan pakan orang utan,” ujar Sekretaris Daerah Kalimantan Timur Sri Wahyuni yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur Anwar Sanusi. (hsb)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
33:49
03:06
04:32
01:23
03:07
02:33
Viral