Tambang Emas Cimeas milik PT. Wilton Makmur Indonesia Tbk. (SQMI) terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Sukabumi, Jawa Barat..
Sumber :
  • Istimewa

Tambang Emas Cimeas Terimbas Banjir dan Longsor Sukabumi, Grup Wilton Umumkan Stop Beroperasi: Begini Nasib Karyawan dan Pemegang Saham

Selasa, 10 Desember 2024 - 21:13 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Perusahaan tambang emas PT. Wilton Makmur Indonesia Tbk. (SQMI) mengumumkan operasional Ciemas Gold Project mengalami kendala produksi akibat  bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh direksi perusahaan melalui keterbukaan informasi yang diumumkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/12/2024).

"Lokasi Ciemas Gold Project milik Grup berada, telah terdampak oleh curah hujan berintensitas tinggi yang disebabkan oleh La Nina, bencana hidrometeorologi yang telah berlangsung sejak awal Desember 2024.

SQMI diketahui memiliki dua titik izin usaha pertambangan (IUP) di Kecamatan Cimeas, Sukabumi, yang dikelaola oleh anak usahanya yakni PT Wilton Wahana Indonesia dan PT Liek Tucha Ciemas.

Dalam keterangan tertulisnya, Grup Wilton menyampaikan bahwa curah hujan berintensitas tinggi yang akhir-akhir ini melanda Sukabumi telah menyebabkan banjir bandang, tanah longsor, pemadaman listrik, serta kerusakan pada jalan dan jembatan.

"Akibat pemadaman listrik tersebut, Fasilitas Pengolahan Grup di Ciemas Gold Project mengalami hambatan operasional karena kekurangan pasokan listrik. Meskipun Grup dapat menggunakan generator dengan bahan bakar cadangan, operasi hanya dapat dilakukan untuk sementara,"  kata Direksi.

Sampai beruita ini diterbitkan, tercatat telah ada 10 jembatan yang terputus akibat banjir dan tanah longsor yang melanda Sukabumi pada 3 Desember 2024 lalu.

Akibatnya, beberapa daerah menjadi terisolir karena akses jalan tidak bisa dilalui.

Hal itu juga menyebabkan vendor tidak dapat mengirimkan pasokan bahan bakar baru ke lokasi tambang milik Wilton Makmur.

"Alat berat milik Grup untuk pertambangan juga turut dikerahkan untuk membantu upaya tanggap darurat di wilayah sekitar," lanjut keterangan perusahaan.

Meskipun demikian, hingga saat ini tidak ada kerusakan pada infrastruktur Fasilitas Pengolahan Grup, serta infrastruktur pendukungnya. 

Grup Wilton juga menyampaikan bahwa semua karyawan di lokasi tambang dalam kondisi baik.

Berdasarkan prakiraan cuaca yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG), hujan berintensitas tinggi yang disebabkan oleh fenomena La Nina ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga April 2025.

Untuk itu, perusahaan menyampaikan akan terus memantau situasi dan membuat pengumuman (update) jika ada perkembangan material, khususnya pada para pemegang saham, termasuk jika ada dampak keuangan material terhadap Grup.

"Para pemegang saham dan calon investor Perusahaan diingatkan untuk berhati-hati saat bertransaksi dalam sekuritas Perusahaan dan disarankan untuk membaca pengumuman ini dan pengumuman lebih lanjut oleh Perusahaan dengan saksama."

"Jika ragu, pemegang saham dan calon investor Perusahaan harus berkonsultasi dengan pialang saham, manajer bank, pengacara, akuntan, atau penasihat profesional lainnya jika mereka ragu tentang tindakan yang harus mereka ambil," pungkas direksi perusahaan. (rpi)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
20:07
03:01
02:11
17:16
05:02
06:31
Viral