- ANTARA
Rupiah Terancam Melemah Usai Penggeledahan BI oleh KPK
Jakarta, tvonenews.com - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupiah belakangan ini bisa menjadi alasan untuk menahan suku bunga acuan BI Rate (Bank Indonesia).
"Hari ini, BI kemungkinan mempertahankan suku bunga acuannnya meskipun The Fed (Federal Reserve) akan memangkas suku bunganya dini hari nanti. Pelemahan rupiah belakangan ini bisa menjadi alasan untuk menahan suku bunga acuan BI," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Selain itu, Ariston Tjendra menilai penggeledahan kantor BI oleh KPK tidak berkaitan dengan kebijakan moneter. Namun, sedikit banyak bisa mengganggu konsentrasi BI untuk mengelola kebijakan.
"Jadi, sedikit banyak bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah paling tidak hingga permasalahannya jelas," ucap dia.
Untuk pergerakan indeks dolar pada pagi ini mengalami kenaikan menjadi 106,92 dibandingkan pagi sebelumnya, yakni 106,77. Artinya, dolar AS masih menguat dibandingkan nilai tukar lainnya.
Selain itu, data penjualan ritel AS bulan November month to month (MoM) menunjukkan kenaikan menjadi 0,7 persen, melebihi bulan sebelumnya yang sebesar 0,5 persen. Hal ini berarti ekonomi AS masih bagus, sektor ritel masih menopang pertumbuhan.
"Hasil ini tentunya menambah ekspektasi bahwa The Fed bisa tidak memangkas suku bunganya dalam waktu yang lebih lama sesudah Desember ini sehingga membantu penguatan dolar AS," ungkap Ariston.
Dia memprediksi nilai tukar rupiah masih bergerak di atas Rp16 ribu per dolar AS dengan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp16.100 per dolar AS dengan support di sekitar Rp16 ribu per dolar AS.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menguat 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.085 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.101 per dolar AS. (ant/nba)