Ilustrasi - Hilirisasi mineral..
Sumber :
  • Kementerian ESDM

Akademisi: Hilirisasi Dorong Investasi di Sektor Sekunder

Selasa, 24 Desember 2024 - 07:59 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Universitas Paramadina, Handi Risza, menyatakan bahwa program hilirisasi pemerintah telah menjadi faktor kunci dalam meningkatkan serapan investasi di sektor sekunder, khususnya industri pengolahan.

“Hilirisasi yang dilakukan oleh pemerintah sangat masif ya dalam beberapa tahun terakhir ini. Sehingga menyebabkan industri logam dasar ya jadi sekunder sektornya itu lebih tinggi dari primary sektornya gitu ya,” ujar Handi dalam diskusi yang diadakan Indef bertema “Catatan Akhir Tahun: Investasi dan Industri Faktor Kritis Pertumbuhan 8 Persen” di Jakarta, Senin (23/12/2024).

Hilirisasi, yang berfokus pada pengolahan bahan baku menjadi produk bernilai tambah, telah mendorong pertumbuhan signifikan di sektor ini. 

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi pada kuartal III-2024 mencapai Rp431,48 triliun, naik 15,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Handi merinci bahwa Penanaman Modal Asing (PMA) mendominasi dengan nilai Rp232,65 triliun, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp198,83 triliun. 

Dari total investasi tersebut, sektor industri pengolahan menyerap porsi terbesar, yaitu 64,1 persen atau setara dengan 14 miliar dolar AS. Industri logam dasar, barang logam bukan mesin, dan peralatan menjadi penggerak utama pertumbuhan sektor ini.

Selain mendorong sektor industri, hilirisasi juga berdampak pada pemerataan investasi ke luar Pulau Jawa. Sulawesi Tengah dan Maluku Utara menjadi wilayah prioritas karena kekayaan sumber daya mineralnya yang mendukung industri logam.

“Investasi dalam bidang hilirisasi ini juga meningkat nilainya sehingga wilayah Sulawesi Tengah menjadi salah satu wilayah yang cukup tinggi peningkatan investasinya, termasuk juga Maluku Utara,” terangnya.

Dari Januari hingga September 2024, realisasi investasi Indonesia mencapai Rp1.261,43 triliun, atau 76,45 persen dari target tahun ini sebesar Rp1.650 triliun. (ant/nsp)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
11:32
05:04
04:24
01:58
01:49
Viral