- Dok. Kementan
Perpadi Dukung Pembangunan Klaster Pertanian Modern untuk Percepat Swasembada Pangan
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso, menyatakan dukungannya terhadap langkah Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membangun klaster pertanian modern di seluruh Indonesia guna mempercepat tercapainya swasembada pangan.
Menurut Sutarto, pembangunan klaster ini akan memperkuat ketahanan pangan bangsa secara berkelanjutan, terutama karena klaster memungkinkan akses yang lebih mudah terhadap kredit, benih, pupuk, dan subsidi lainnya.
“Kalau klaster-klaster ini bisa kita bangun, maka kredit akan mudah, KUR mudah, benih mudah dan pupuk juga mudah karena petani sudah tersedia di sana. Nah kami tinggal memperkuat kerjasamanya saja dengan Bulog untuk melakukan penyerapan,” ujar Sutarto di Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Sutarto menegaskan pentingnya peningkatan produksi dalam negeri guna mengurangi ketergantungan pada impor. Ia mengapresiasi upaya pemerintah yang telah menjaga produksi beras hingga stok nasional mencapai 8,5 juta ton, angka yang dianggap sangat aman.
“Saya mendukung produksi dalam negeri karena makin banyak impor maka produksi tidak akan bergairah. Dan kalau kita lihat angka angka BPS, saya sangat yakin dan optimis produksi kita melimpah. Apalagi kalau kita melihat angka stok nasional yang mencapai 8,5 juta ton. Ini stok yang sangat besar dan sangat aman,” katanya.
Sutarto juga menyambut baik kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga gabah kering panen (GKP) menjadi Rp6.500 per kilogram dari sebelumnya Rp6.000 per kilogram. Menurutnya, harga ini menjadi keseimbangan baru yang memberikan angin segar bagi petani.
“Kalau kita bicara harga gabah, di mana harganya Rp6500, saya kira ini adalah keseimbangan baru, bagi kami yang penting pemerintah menetapkan harga pembelian ini waktunya sangat tepat, jangan sampai penetapannya setelah panen,” ujarnya.
Sutarto menekankan pentingnya pengawasan terhadap distribusi benih dan pupuk subsidi agar tidak terjadi penyelewengan.
“Yang harus kita lakukan adalah pemerintah harus melakukan pengawasan apakah benih dan pupuk sudah tersalur dengan baik. Kedua kita harus melakukan pengamanan jangan sampai terjadi gangguan hama penyakit sehingga pemerintah harus melakukan pendampingan,” ucapnya.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menjelaskan bahwa pembangunan klaster pertanian modern adalah langkah reformasi untuk mengubah sistem pertanian tradisional menjadi modern.
Program ini juga akan melibatkan generasi muda melalui Brigade Swasembada Pangan serta memanfaatkan teknologi mekanisasi, seperti:
Drone penabur benih.
Combine harvester.
Mesin pencacah.
“Sehingga ke depan apa yang kita harapkan dalam meningkatkan produksi melalui pertanian modern dapat diwujudkan. Apalagi teknologi dan mekanisasi dapat menekan biaya produksi hingga 50 persen,” kata Mentan. (ant/nsp)