- Bukalapak
Sisa Dana IPO Rp9,3 Triliun, Bukalapak Ungkap Gunakan Untuk Hal Ini
Willix mengungkapkan bahwa Bukalapak telah mengalihkan fokus bisnis dari layanan penjualan barang fisik ke produk virtual.
Langkah ini dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan dana IPO menghadapi dinamika pasar. Layanan penjualan produk fisik berkontribusi kurang dari 3 persen terhadap total pendapatan per 30 September 2024.
Oleh karena itu, menurutnya, penghentian layanan ini tidak memberikan dampak material terhadap keuangan perusahaan.
“Ke depannya kami tetap berkomitmen untuk bisa mencari ruang-ruang yang ada sambil menggunakan prinsip kehatian-hatian tadi dalam menggunakan dana IPO sehingga kami bisa memastikan bahwa secara seterusnya perusahaan akan bisa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Adapun hingga kuartal III 2024, Bukalapak mencatat pendapatan sebesar Rp3,39 triliun, naik tipis 1,8 persen dari Rp3,38 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, beban pokok pendapatan dari segmen marketplace meningkat 27,6 persen menjadi Rp1,26 triliun.
Bukalapak memiliki posisi keuangan yang kuat dengan total kas, setara kas, dan investasi likuid sebesar Rp19 triliun per akhir kuartal III 2024. Dari dana IPO sebesar Rp21,85 triliun, sekitar Rp11,9 triliun telah digunakan untuk modal kerja dan pengembangan bisnis.
Willix menegaskan bahwa langkah-langkah ini akan mendukung pertumbuhan perusahaan hingga akhir 2025.