Lead Co-Chair T20 Indonesia Bambang Brodjonegoro dalam Webinar T20 Indonesia di Jakarta, Kamis (2/6/2022)..
Sumber :
  • tim tvOne

Perlu Investasi US$ 125 Triliun untuk Mengelola Perubahan Iklim

Jumat, 3 Juni 2022 - 16:11 WIB

Jakarta - Dunia membutuhkan investasi sebesar US$ 125 triliun untuk pengelolaan perubahan iklim, demi mencapai emisi nol bersih pada 2050. Kebutuhan investasi yang sangat besar ini disimpulkan berdasarkan data The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). 

“Ini termasuk investasi tahunan sebesar US$ 32 triliun di enam sektor utama penyumbang sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) dunia tahun 2021," kata Lead Co-Chair Think 20 (T20) Indonesia, Bambang Brodjonegoro dalam Webinar T20 Indonesia di Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Keenam sektor itu adalah listrik – membutuhkan anggaran sebesar US$ 16 triliun,  transportasi – sebesar US$ 5,4 triliun, gedung – sebanyak US$ 5,2 triliun, industri – sejumlah US$ 2,2 triliun, bahan bakar emisi rendah US$ 1,5 triliun, serta agrikultur, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya—sebesar US$ 1,5 triliun.

Meski dibutuhkan investasi yang sangat besar, hingga kini masih terjadi kesenjangan yang lebar dalam kapasitas pembiayaan ekonomi hijau, antara negara-negara yang sedang berkembang dengan negara-negara maju. “Kapasitas ekonomi negara-negara berkembang lebih rendah dari pada negara maju, karena mereka memiliki kapasitas fiskal dan moneter yang lebih kecil,” kata Bambang.

Saat ini, kesenjangan itu semakin diperlebar dengan merebaknya wabah Covid-19. Sebab, wabah Covid-19 telah mengambil ruang pembiayaan, dan membutuhkan tindakan transisi iklim yang lebih besar. Padahal, banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah yang berkomitmen terhadap dekarbonisasi, sering terhambat oleh ruang fiskal yang terbatas, dan kendala pembiayaan eksternal yang mengikat.

Sebelum merebaknya wabah Covid-19, upaya dekarbonisasi dalam skala besar di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah sebenarnya telah mengorbankan anggaran lain yang penting untuk pembangunan ekonomi jangka panjang, seperti infrastruktur dasar, sekolah, dan rumah sakit. Ketika wabah Covid-19 merebak, kendala fiskal yang dihadapi negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah pun semakin parah. Karena itu, kata Bambang, kolaborasi antar negara sangat diperlukan untuk menjawab tantangan perubahan iklim ini. 

Think 20 (T20) adalah salah satu engagement group dalam Presidensi G20 Indonesia 2022. Engagement group T20 ini dibentuk untuk memecahkan berbagai masalah global melalui pemikiran para ilmuwan dan peneliti dari seluruh dunia. (HW)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:10
01:29
03:46
02:20
01:37
02:13
Viral