Pelaku Usaha Agro Industri di Yogyakarta Ikut Pelatihan Coating Berbasis Sawit.
Sumber :
  • Tim tvOne/Andri Prasetiyo

BRIN Hasilkan Larutan Pelapis Buah, Pelaku Usaha Agro Industri di Yogyakarta Ikut Pelatihan Coating Berbasis Sawit

Kamis, 23 Juni 2022 - 23:25 WIB

Yogyakarta DIY - Para pelaku usaha agroindustri dari berbagai daerah se Indonesia mengikuti pelatihan penggunaan larutan coating, yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berinergi dengan BPDPKS.

Kegiatan digelar di salah satu hotel di Yogyakarta dan kemudian diaplikasikan di kebun buah atau farm untuk lebih mengenalkan temuan dan inovasi baru larutan coating dari produk turunan sawit yang mampu memperpanjang umur simpan buah.

Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) BRIN, Dr Puji Lestari, menyampaikan pihaknya mendukung kegiatan yang dilakukan Pusat Riset Agroindustri dan berharap aplikasi coating ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan pelaku usaha buah dalam memperluas pasar sehingga dapat meningkatkan ekspor dan devisa negara.

Menurutnya, buah-buahan termasuk bahan yang bersifat perishable sehingga mudah rusak atau busuk. Kerusakan atau busuknya buah terjadi karena proses alami ataupun karena proses penanganan pascapanen yang kurang tepat misalnya saat proses pengiriman  dan distribusi.

Umur simpan buah yang pendek membuat petani buah, pedagang buah maupun ekspotir buah mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya secara luas, terutama konsumen di luar negeri seperti negara-negara Timur Tengah dan Eropa.

Dengan dukungan dari BPDPKS ( Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) hasil riset dari para peneliti Pusat Riset Agroindustri dibawah Organisasi Riset Pertanian dan Pangan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menciptakan larutan pelapis (coating) buah dari produk turunan kelapa sawit yang dapat memperpanjang umur simpan dan kesegaran buah.

"BPDPKS telah mendukung sepenuhnya riset sawit yang dilakukan oleh Pusat Riset Agroindustri BRIN,  karena Indonesia adalah produsen sawit terbesar sedunia, sebagian besar produknya diekspor dalam bentuk minyak kasar atau CPO (crude palm oil). Sesuai dengan penugasan BPDPKS terus mendorong mensosialisasikan dan melakukan promosi citra positif  sawit Indonesia melalui hasil-hasil riset sebagai salah satu dalam mempromosikan sawit Indonesia," ungkapnya.

Tak sampai disitu pihaknya terus menjalin kemitraan UKM yang tidak hanya para petani sawit tapi juga UKM yang memanfaatkan sawit dan turunannya dalam pengembangan usahanya. Dengan semakin banyaknya produk turunan untuk meningkatkan konsumsi sawit dalam berbegai sector dan  dimanfaatkan maka nilai tambah akan semakin banyak dinikmati bagi kemakmuran bangsa Indonesia.

"Larutan coating buah ini adalah salah satu contoh pemanfaatan bahan turunan minyak sawit. Kita juga telah memprogramkan kegiatan riset sawit dari tahapan on-farm mauoun off-farm dan akan melibatkan seluruh Pusat Riset yang ada di ORPP BRIN," jelas Puji.

BRIN juga memberikan dukungannya pada kegiatan yang dilakukan Pusat Ruset Agroindustri dan berharap aplikasi  coating ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan pelaku usaha buah dalam memperluas pasar sehingga dapat meningkatkan ekspor dan devisa negara.

Salah satu tahapan riset coating buah adalah mendapatkan umpan balik dari masyarakat untuk menyempurnakan hasil risetnya. Untuk itu dilakukan aplikasi coating kepada  petani produsen dan pelaku usaha buah Jawa Tengah dan Yogyakarta pada tanggal 21 sampai 24 Juni 2022 bertempat di Yogyakarta," jelasnya.

Sementara Kepala Pusat Riset Agroindustri, Dr Mulyana menyatakan bahwa murahnya harga coating karena bahan dasarnya diformulasi dari turunan minyak sawit yang tersedia melimpah di Indonesia. larutan coating dari sawit ini aman untuk konsumsi dan termasuk kedalam golongan edible coating. Penggunaan coating pada buah mangga terbukti memperpanjang umur simpan dan kesegaran buah sebesar tiga kalii lipat dibandingkan tanpa coating.

"Coating merupakan usaha penundaan kematangan yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk hortikultura, melalui penekanan angka laju respirasinya (laju intake O2 dan laju pembuangan CO2) sehingga memperlambat proses metabolisme buah, mencegah terjadinya kehilangan air (transpirasi) yang terlalu banyak dan menghambat laju pembentukan Ethylene," terang Mulyana.

Persyaratan umum untuk coating buah ini antara lain tidak mempengaruhi bau dan rasa, mudah kering, tidak lengket, tidak mudah pecah, tidak menghasilkan permukaan yang tebal, tidak toksik, mudah diperoleh, harga murah dan diharapkan dapat memberikan penampilan yang lebih menarik karena memberikan kesan mengkilap pada buah dan menjadikan produk dapat lebih lama diterima oleh konsumen.

"Bahan untuk membuat coating sangat bervariasi mulai dari lilin tebu (Sugarcane Wax), lilin karnauba (Carnauba Wax), resin, terpen resin termoplastik, shellac, lilin lebah madu (beeswax), lilin konvensional, hidrokoloid (protein, polisakarida), lipida dan komposit (campuran hidrokoloid dan lipida)," ujarnya.

Sedangkan bahan baku yang mendapat perhatian cukup besar dari periset Pusat Riset Agroindustri – BRIN untuk dikembangkan adalah yang berasal dari sawit dan turunannya. Bahan ini sangat mudah di dapat karena Indonesia merupakan negara terbesar di dunia sebagai penghasil sawit.

"Produk coating berbasis turunan sawit ini terbuat dari 100 persen bahan lokal dan food grade sehingga kita dapat mengurangi dari ketergantungan terhadap produk impor dan ketersediaan bahan baku dapat terjamin serta aman jika terkena konsumsi," pungkasnya. (Nur) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral