- Tim tvOne - Andri Prasetiyo
Bangkitkan Ekonomi, Dunia Usaha DIY Minta Dibuka Rute Penerbangan YIA-Perth
Sleman, DIY - Para pelaku dunia usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta dibukanya rute penerbangan baru dari Yogyakarta Internasional Airport (YIA) ke Perth, Australia.
Permintaan ini disuarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) DIY, dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY.
"Kami mencanangkan dibukanya rute penerbangan YIA menuju Perth Australia untuk mewujudkan pemulihan ekonomi daerah melalui Trade Tourism and Investment (TTI)," kata Wakil Ketua Umum Kadin DIY Pariwisata Arif Effendi, Kamis (1/9/2022).
Menurut Arief, pihaknya memiliki banyak alasan kenapa rute YIA-Perth perlu segera dibuka. Di antaranya semangat B20 dan G20 dan perjanjian ekonomi Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang mulai berlaku sejak Juli 2022.
Selain itu, keberadaan lebih dari 20.000 diaspora Indonesia yang tinggal di Perth maupun di negara bagian Western Australia, serta lebih dari 150.000 diaspora Indonesia di seluruh Australia.
"Diapsora Indonesia dapat menjadi kanal pemasaran produk UKM DIY dan Indonesia ke Australia dengan pintu gerbang Perth," ungkap Arief.
Ditambahkan Arief, Perth dan negara bagian Western Australia merupakan wilayah terdekat dengan Bandara YIA. Bahkan jarak penerbangannya diperkirakan hanya sekitar 3 jam.
"Peluang Bandara YIA dapat menjadi hubungan transit penerbangan internasional dari Malaysia dan Singapore ke Perth maupun sebaliknya, mengingat adanya penerbangan langsung YIA ke Malaysia dan Singapura," terangnya.
Ketua PHRI DIY Deddy Prabowo mendukung upaya pembukaan rute penerbangan YIA-Perth. Sebab jika itu terwujud, hotel dan restoran di Yogyakarta juga akan mendapat keuntungan.
"Saat ini wisatawan dari Australia belum maksimal, kita masih dari Eropa dan sebagian dari Jepang. Kalau nanti Australia yang otomatis dekat dengan kita jaraknya itu akan memberikan kontribusi bagi kita okupansi dari hotel maupun restoran," ujar Deddy.
Apalagi data PHRI DIY mencatat, saat ini okupansi hotel dari wisawatan asing di Yogyakarta baru sekitar 15-25%. Sedangkan sebelum masa pandemi Covid-19, okupansinya bisa mencapai 30 bahkan 50%.
"Ini alangkah baiknya kalau kita dorong penerbangan langsung dari YIA ke Perth walaupun nanti di sini hanya singgah atau transit tapi ada akses dari Jogja ke Perth, Australia," cetusnya.
Sementara Ketua ASITA DIY Herry Setiawan mengungkap, industri pariwisata adalah yang paling pertama terdampak Covid-19 tapi paling akhir bangkit. Guna mempercepat pemulihan pariwisata khususnya di DIY, pembukaan rute YIA-Perth adalah salah satu opsi utama.
"Letak geografis Yogyakarta yang sangat menguntungkan dalam persilangan transportasi antar benua ini bisa dimanfaatkan untuk menghidupkan atau mengembangkan YIA sekaligus sambil membangkitkan pariwisata Yogya," ucap Herry.
ASITA bahkan berani menjamin jika rute tersebut dibuka, tiket yang dijual pasti laku dan maskapai tidak akan rugi.
"Lakunya bagaimana? Pertama kali cukup memutus di tengah penerbangan dari Australia yang mau ke Hongkong, Australia yang mau ke Eropa, Australia mau ke Jepang itu untuk refueling (pengisian bahan bakar) atau transit di YIA. Sehingga airline bisa mendapatkan biaya pengisian bahan bakar yang jauh lebih murah daripada Singapore," bebernya.
Sedangkan Ketua Organda DIY Hantoro mengatakan, dengan pembukaan rute tersebut pihaknya bisa menjadi feeder pariwisata yang bisa mengantar tamu dari Perth ke Yogyakarta dan sekitarnya.
"Bagaimanapun kami Organda bersama Kadin, PHRI, ASITA itu sangat mendorong sekali untuk bisa mengajukan ke Angkasa Pura karena kita destinasi yang tumbuh saat ini bisa kita tampilkan dan kami bisa mengantarkannya dengan lebih baik lagi," pungkasnya. (Apo).