- ANTARA
Industri Kecil Menengah Topang Kinerja Ekspor Indonesia
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pelaku industri kecil menengah (IKM) menjadi salah satu pihak yang sangat berkontribusi dalam mencatatkan performa positif pada ekspor Indonesia.
Nilai ekspor Indonesia sendiri pada Agustus 2021 mencapai 21,42 miliar dolar AS dan tercatat sebagai rekor tertinggi sepanjang masa setelah terakhir kalinya pada Agustus 2011 sebesar 18,60 miliar dolar AS.
“Performa positif ekspor Indonesia tidak terlepas dari peran berbagai pihak termasuk kontribusi para pelaku IKM yang mampu bertahan di tengah gejolak pandemi COVID-19,” katanya di Jakarta, Kamis.
Airlangga menyatakan kontribusi pelaku IKM terhadap nilai ekspor Indonesia dibuktikan dari kenaikan dua komoditas ekspor berbasis sektor IKM yakni kayu dan barang dari kayu (HS 44) serta furnitur (HS 94).
Komoditas kayu dan barang dari kayu (HS 44) mampu tumbuh tinggi 18,31 persen (yoy), sedangkan furnitur (HS 94) tumbuh mencapai 30,12 persen (yoy) selama periode Januari hingga Juli 2021.
“Kedua komoditas tersebut bahkan termasuk dalam 20 kontributor utama ekspor Indonesia sepanjang 2021,” ujarnya.
Ekspor komoditas HS 44 mencapai 2,55 miliar dolar AS sehingga berada pada peringkat 12 dengan "share" sebesar 2,12 persen terhadap total ekspor dan HS 94 mencapai 1,63 miliar dolar AS sehingga berada pada peringkat 19 dengan "share" sebesar 1,36 persen terhadap total ekspor.
“Kontribusi ekspor HS 44 dan HS 94 yang notabene berbasis pada IKM perlu diapresiasi,” katanya.
Oleh sebab itu, Airlangga menegaskan kontribusi IKM melalui ekspor HS 44 dan HS 94 harus diapresiasi melalui beberapa faktor kunci yang terus dicermati oleh pemerintah.
Faktor kunci tersebut meliputi ketersediaan kontainer yang memadai dan stabilitas biaya freight cost yang terjangkau serta kemudahan dalam proses pengurusan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).
Kemudian, terjaganya stabilitas harga dan ketersediaan pasokan kayu ke industri, kelancaran izin keimigrasian yang terintegrasi bagi inspektor buyer luar negeri, serta peningkatan kualitas produk dan keahlian SDM.
Selanjutnya, fasilitas teknologi dan sarana prasarana produksi, peningkatan akses pasar melalui fasilitasi pameran dan promosi, serta kemudahan akses pembiayaan untuk melakukan ekspansi.
“Pemerintah bersama seluruh stakeholders terus berupaya menyusun berbagai program dan insentif yang relevan pada komoditas IKM berbasis ekspor,” katanya. (ant/ito)