- Antara
Presidensi G20 Indonesia Tekankan Urgensi Kerangka Kecukupan Modal untuk Meningkatkan Peran dan Kapasitas MDB
Washington DC, Amerika Serikat – Presidensi G20 Indonesia dan Center for Global Development menyelenggarakan konferensi bersama bertemakan “Peningkatan Peran dan Kapasitas Bank Pembangunan Multilateral (Multilateral Development Banks/MDB) dalam Pembiayaan Pembangunan” pada 11 Oktober, 2022, di Washington DC.
Konferensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pembahasan laporan Tinjauan Independen Kerangka Kecukupan Modal (Capital Adequacy Framework/CAF) dari MDB (Independent Review of Multilateral Development Banks’ Capital Adequacy Framework). Atas nama Presidensi G20 Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keynote speech pada konferensi tersebut
Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G20 tahun lalu telah menyepakati untuk menyelenggarakan tinjauan independen yang diharapkan: (i) Memberikan tolok ukur yang kredibel dan transparan mengenai tata cara evaluasi CAF Modal dari MDB; (ii) Memungkinkan pemegang saham, MDB dan Credit Rating Agencies (CRA) untuk mengembangkan pemahaman yang konsisten tentang CAF dari MDB; (iii) Memungkinkan pemegang saham untuk mempertimbangkan kemungkinan adaptasi terhadap kerangka kerja saat ini untuk memaksimalkan kapasitas pembiayaan MDB.
Laporannya difinalisasikan pada Juli 2022 atas dukungan dari Presidensi Indonesia. Konferensi tersebut membahas rekomendasi dari laporan dan sekaligus sebagai forum berdiskusi dengan perwakilan dari internal (G20) dan eksternal (seperti MDB, agensi kredit rating, dan investor swasta).
“Kami percaya bahwa Kerangka Kecukupan Modal adalah solusi tepat yang dapat membantu mengoptimalkan neraca MDB, baik dalam pembahasan terkait risk appetite, creative financing ataupun pemanfaatan lebih banyak callable capital, semuanya memiliki potensi untuk dieksplorasi. Laporan tersebut menunjukkan bahwa pembebasan modal di neraca MDB, yang berpotensi dapat menyediakan pembiayaan tambahan, tentu saja termasuk solusi yang cukup menjanjikan dalam situasi saat ini. Kami berharap bahwa rekomendasi-rekomendasi ini akan didiskusikan sebab juga akan menjadi masukan yang sangat penting bagi Presidensi G20 Indonesia, dan pastinya akan dikomunikasikan dan diadopsi pada Presidensi G20 India tahun depan,” ujar Sri Mulyani.
Sepanjang tahun ini, dunia tengah mengalami peningkatan volatilitas pasar yang membawa ancaman besar terhadap stabilitas pasar keuangan dan kesinambungan fiskal. Risiko-risiko ini sangat berpengaruh terhadap negara-negara yang termasuk Emerging and Developing Economies (EMDEs).
Tekanan kepada anggaran negara telah meningkat secara substansial di sebagian besar EMDE dalam beberapa tahun terakhir untuk menghadapi pandemi Covid-19, melindungi kehidupan dan penghidupan kelompok masyarakat yang rentan, dan memberikan dukungan untuk pemulihan ekonomi. Akibatnya, negara yang memiliki nilai utang yang sudah tinggi akan menghadapi tekanan anggaran yang semakin meningkat dengan melonjaknya cost of fund seiring dengan meningkatnya arus keluar modal dan depresiasi mata uang lokal.