- APTN
Meskipun Rusia Merugi, Pendapatan TotalEnergies Mencapai $6,6 Miliar
Jakarta – TotalEnergies Prancis pada hari Kamis (27/10/2022) melaporkan laba bersih kuartal ketiga naik menjadi $6,6 miliar, meskipun mengalami kerugian setelah menarik diri dari Rusia. Dengan keuntungan perusahaan minyak dan gas yang besar, maka akan meningkatkan tekanan pada pemerintah Eropa untuk melindungi orang dari tagihan energi yang tinggi.
Perusahaan membukukan laba bersih yang disesuaikan sebesar $9,9 miliar tetapi, mengambil biaya sebesar $3,1 miliar setelah menjual 49% saham di ladang gas alam Siberia kepada produsen energi Rusia Novatek.
CEO TotalEnegries, Patrick Pouyanné mengakui adanya dampak perang Rusia dan Ukraina dalam menaikkan harga minyak dan gas alam tahun ini. Dengan mengatakan perusahaan memanfaatkan model terintegrasinya, khususnya LNG (gas alam cair), untuk menghasilkan sejalan dengan kuartal sebelumnya. Eropa telah semakin beralih ke LNG karena Rusia telah memangkas aliran gas alam di tengah perang.
Sektor gas dan energi terbarukan, Total membukukan rekor pendapatan operasional sebesar $3,6 miliar pada kuartal ketiga, diketahui meningkat sebanyak $1,1 miliar dari kuartal sebelumnya, kata Pouyanné. Total pendapatan keseluruhan naik 43% dari kuartal ketiga tahun lalu.
Perang di Ukraina membuat harga minyak dan gas alam melonjak tahun ini. Meskipun telah turun dari puncak musim panas, harganya masih tinggi dan mendorong inflasi yang membuat segalanya mulai dari tagihan listrik hingga bahan makanan menjadi lebih mahal.
Harga energi yang lebih tinggi membuat keuntungan perusahaan meroket, dengan Shell yang berbasis di London juga melaporkan pendapatan hampir dua kali lipat menjadi $9,45 miliar pada kuartal ketiga.
Uni Eropa mengeluarkan retribusi atas keuntungan tak terduga dari produsen energi bulan lalu untuk mendanai bantuan bagi orang-orang dan bisnis yang terkena krisis energi.
Harga energi dan inflasi telah memicu protes yang mengganggu di seluruh Prancis dan tempat-tempat lain di Eropa.
Pada hari Kamis (27/20/2022), serikat kiri Perancis, CGT, mengadakan protes dengan melakukan unjuk rasa di Paris. Dalam unjuk ras itu 1.500 orang menuntut kenaikan gaji untuk mengkompensasi inflasi.
“Tindakan itu diperlukan karena jika tidak ada mobilisasi, tidak akan ada negosiasi gaji di perusahaan dan tidak ada kenaikan gaji,” kata Sekretaris Jenderal CG, Philippe Martinez.
Menteri Ekonomi dan Keuangan Prancis, Bruno Le Maire memuji keuntungan Total pada hari Kamis (27/10/2022).
"kita semua harus puas dengan keberhasilan ini," katanya dalam sebuah wawancara dengan penyiar TV BFM. Dia mengatakan pendapatan itu memungkinkan perpanjangan batas harga bahan bakar hingga pertengahan November.
Namun, Le Maire mendesak perusahaan untuk berbagi keuntungan dengan karyawannya dengan menaikkan upah mereka dan membayar bonus akhir tahun.
"Ini adalah kabar baik, jika mereka berbagi keuntungan, jika mereka menurunkan tagihan (energi) rakyat Prancis," Menteri Akun Publik Prancis Gabriel Attal mengatakan kepada radio publik FranceInfo, dikutip dari AP News.
“Kami akan mengenakan pajak pada mereka,” kata Attal, mengacu pada pungutan UE setidaknya 33% atas keuntungan surplus perusahaan yang memproduksi atau menyuling minyak, gas alam, dan batu bara.
Kesepakatan 27 negara Uni Eropa tentang langkah-langkah lebih lanjut untuk mengatasi krisis energi telah ditunda selama satu bulan lagi, di tengah perjuangan untuk mengatasi pengaruh pasar energi global yang berfluktuasi dan bauran energi yang berbeda di antara negara-negara anggota. (mg9/chm)