- Antara
IHSG Akhir Pekan Terkoreksi Dipengaruhi Pelemahan Bursa Global
Jakarta, 04/6 - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan terkoreksi, dipengaruhi pelemahan bursa saham global.
IHSG ditutup melemah 26,35 poin atau 0,43 persen ke posisi 6.065,17. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 9,62 poin atau 1,05 persen ke posisi 909,49.
"Selama sepekan ini terjadi inflow asing ke IHSG, namun demikian kita melihat adanya kecenderungan koreksi pada pergerakan bursa global yang mana memengaruhi pergerakan IHSG," kata Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana di Jakarta, Jumat.
Menurut Herditya, koreksi bursa global khususnya AS dipengaruhi oleh kekhawatiran investor akan percepatan pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) dengan rilis data ekonomi yang mulai membaik.
"Di sisi lain, secara teknikal, IHSG memang sudah berada di akhir penguatan jangka pendeknya dan rawan untuk koreksi dahulu, terlebih pada perdagangan waktu lalu ada gap yang ditinggalkan IHSG pada area 5.910-an," ujar Herditya.
Dibuka melemah, IHSG sempat naik ke zona hijau namun tak lama terkoreksi dan terus berada di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor terkoreksi dengan sektor transportasi & logistik turun paling dalam yaitu minus 2,35 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor perindustrian masing-masing minus 1,91 persen dan minus 1,45 persen. Sedangkan satu sektor naik yaitu sektor teknologi sebesar 13,01 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp265,47 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.136.028 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,7 miliar lembar saham senilai Rp11,1 triliun. Sebanyak 205 saham naik, 299 saham menurun, dan 142 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 116,59 poin atau 0,4 persen ke 28.941,52, Indeks Hang Seng turun 47,93 poin atau 0,17 persen ke 28.918,1, dan Indeks Straits Times terkoreksi 13,16 poin atau 0,42 persen ke 3.151,84.
Sementara itu, Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup melemah, jelang rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang dirilis malam nanti.
Rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.295 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.285 per dolar AS.
"Investor sekarang menunggu data ketenagakerjaan AS. Data tersebut dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang prospek ekonomi dan langkah kebijakan The Fed selanjutnya," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Investor juga tetap khawatir tentang perlambatan langkah-langkah stimulus bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), didorong oleh prospek kenaikan inflasi.
Namun, beberapa pejabat The Fed menegaskan kembali bahwa tekanan harga akan bersifat sementara dan bank sentral akan mempertahankan langkah-langkah stimulus saat ini dan tidak berubah untuk sementara waktu.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 90,555, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,512.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,628 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,627 persen.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.295 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.295 per dolar AS hingga Rp14.322 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah menjadi Rp14.316 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.297 per dolar AS. (prs/ant)