- tim tvonenews
Asosiasi Berharap Hadirnya Kebijakan Pemerintah Yang Bisa Mendukung Perbaikan Harga TBS Sawit
Mengacu pada bursa CPO Malaysia per hari ini, harga CPO menguat secara berturut-turut dari RM 3.858 ke RM 4.158 (US$ 877) untuk bulan Nopember dan untuk bulan Desember menguat dari RM 3.993 menjadi RM 4.307 (US$ 908).
Pergerakan harga CPO ini sangat memberikan harapan Terhadap harga TBS Petani sawit di Indonesia.
“Meskipun saya prihatin karena Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia tidak menjadi rujukan utama harga minyak sawit dunia, ya faktanya seperti ini," ujar Gulat.
Gulat memaparkan, banyak faktor mengapa harga CPO strike terkhusus awal Nopember ini, antara lain; pengaruh mundurnya Rusia dari kesepakatan ekspor biji-bijian di laut hitam sehingga meningkatkan kekhawatiran negara-negara importir atas pasokan minyak nabati global dan minyak sawit adalah satu-satunya harapan dunia.
"Selain itu juga karena realisasi eksport minyak sawit dan turunannya ke Tiongkok dan Uni Eropa juga naik secara signifikan," ujar Gulat.
Ia menjelaskan, dunia saat ini sedang mengalami krisis energi yang cukup lumayan parah, sehingga tidak dapat terelakkan bahwa minyak sawit adalah salah satu pemeran utama dari substitusi sumber energi tersebut dibanyak negara.
"Yang anehnya, Negara-Negara Eropa selalu mengatakan minyak sawit untuk pangan sudah berkelanjutan, tapi untuk sumber energi masih dianggap tidak berkelanjutan, tapi mereka memakainya juga,” papar Gulat.