- Antara
BPS: Ekonomi Kalbar pada 2022 Tumbuh 5,01 Persen, Papua Tumbuh 8,97 Persen
Pontianak, Kalimantan Barat - Ekonomi Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) kembali pulih pascapandemi COVID-19, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen (YoY). Pertumbuhan ekonomi terjadi pada sebagian besar lapangan usaha.
"Ekonomi Kalbar triwulan IV-2022 dibanding triwulan IV-2021 atau Year on Year mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen," ujar Kepala BPS Kalbar Moh. Wahyu Yulianto, di Pontianak, Selasa.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan di atas 10 persen adalah transportasi dan pergudangan sebesar 14.44 persen, jasa pendidikan sebesar 14,33 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 12,39 persen, dan informasi dan komunikasi sebesar 10,42 persen.
"Sedangkan lapangan usaha yang mengalami kontraksi adalah pertambangan dan penggalian terkontraksi sedalam 28,93 persen," kata dia pula.
Sementara ekonomi Kalbar dilihat dari pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dialami oleh komponen tertinggi yakni Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) tumbuh sebesar 19,11 persen.
Kemudian diikuti oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 3,52 persen. Selanjutnya komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) tumbuh sebesar 2,93 persen.
"Sedangkan komponen yang mengalami kontraksi cukup dalam, yaitu komponen ekspor barang dan jasa sebesar 21,13 persen dan komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang terkontraksi sedalam 6,64 persen," katanya pula.
Guru Besar Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak Prof Eddy Suraman MA mengatakan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi Kalbar di angka 5 persen menunjukkan mulai pulih dan dalam keadaan normal.
Ekonomi Papua Tumbuh 8,97 Persen
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyebutkan ekonomi daerah ini tumbuh 8,97 persen di 2022 dibandingkan dengan tahun 2021, didorong oleh mulai pulihnya perekonomian dampak dari COVID-19 lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik Papua Adriana Helena Carolina
Kepala BPS Papua Adriana Helena Carolina, di Jayapura, Selasa, mengatakan dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 16,85 persen.
“Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor luar negeri sebesar 40,27 persen,” katanya lagi.
Menurut Adriana, pertumbuhan tersebut disebabkan meningkatnya penumpang berangkat, barang muat dan jasa pengiriman baik darat, laut maupun udara, dikarenakan sudah dibukanya semua akses transportasi dan mulai longgarnya protokol kesehatan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Selain itu lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tinggi lainnya, yaitu pertambangan dan penggalian sebesar 16,13 persen dan pengadaan listrik dan gas sebesar 6,73 persen,” ujarnya pula.
Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Papua pada 2022 yang tercatat tumbuh 8,97 persen merupakan andil dari seluruh lapangan usaha, terutama lapangan usaha yang memberikan kontribusi besar dalam perekonomian Papua.
“Yakni lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang memberikan kontribusi sebesar 38,60 persen, kemudian konstruksi sebesar 13,75 persen, lalu pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 10,30 persen,” katanya lagi
Dia menambahkan, perekonomian Papua berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada 2022 mencapai Rp262,52 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 172,90 triliun.(ant/chm)