- Tim tvOne - Abdul Rohim
Keren! Seorang Penyandang Disabilitas di Pati Sukses Menjadi Pengusaha Meubel
Pati, Jawa Tengah - Punya kekurangan fisik atau penyandang disabilitas tidak selalu harus membuat rendah diri seseorang. Jika berlapang dada dan ikhlas menjalani justru menjadikan kekurangan sebagai penyemangat hidup.
Seperti yang dilakukan oleh Sarwi, penyandang disabilitas di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berkat ketekunan dan kreatif dalam menjalani usaha, kini sukses menjadi seorang pengusaha meubel. Hebatnya lagi, di tengah Pandemi Covid-19 yang berdampak banyak UMKM yang gulung tikar, usahanya tetap bertahan. Sebagai penyandang disabilitas dan memiliki kekurangan fisik tak membuat Sarwi berpangku tangan apalagi putus asa. Dengan segala keterbatasannya, difabel kreatif di Pati ini mampu hidup mandiri.
Berkat keuletannya, warga Desa Sumbermulyo, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah ini merintis usaha
meubeler. Ketika beraktivitas, dia mengandalkan kursi roda. Meski begitu, dia tetap berlapang dada dan ikhlas menjalani segala kondisinya.
Dan berkat kepercayaan dirinya, kini dia mampu menjadi difabel kreatif di Pati yaitu sebagai seorang pengusaha meubel. Bahkan peminatnya pun tak hanya dari Kabupaten Pati saja, namun banyak yang dari luar kota. Meski harus mengenakan kursi roda, namun, terlihat tak menganggu aktivitasnya. Sarwi tetap cekatan saat harus mengangkat kayu dan menggergaji sesuai pola yang akan dikerjakan.
Sarwi tak kalah terampil dari tukang kayu lainnya. Hampir semua pengerjaan bisa dilakukannya sendiri. Mulai dari membuat bahan mentah, melakukan pengecatan hingga memasang rak pada lemari. Saat ini, dia telah mempekerjakan dua orang karyawan.
Sarwi mengaku awalnya tidak mudah dalam merintis usaha meubelnya, namun lama-lama hal tersebut menjadi penyemangat baginya karena semua ini dilakukan sebagai usaha untuk menghidupi istri dan satu anaknya. Sarwi memulai usaha meubel ini sejak tahun 2000 lalu. Kini, sudah dua puluh satu tahun usaha meubel ini digelutinya.
”saya mempunyai kekurangan fisik ini sejak bayi waktu itu saya terserang polio. Setelah remaja saya mempunyai keinginan untuk berusaha sendiri, saya ikut pelatihan tukang kayu dan ikut orang bekerja di usaha meubel. Kemudian di tahun dua ribuan saya mencoba merintis usaha meubel sendiri,” jelas Sarwi, selasa (21/12/2021).
Sarwi bersyukur usaha yang dirintisnya sejak tahun dua ribu ini mampu berjalan dengan baik. Di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap banyaknya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang gulung tikar, usahanya tetap bertahan. Bahkan, sekarang pesanan bisa sampai ke Jakarta.
“Alhamdulillah Mas, saat pandemi Covid-19, usaha saya masih bisa bertahan. Pesanan dari Jakarta dan sejumlah kota juga masih jalan, bisa untuk menghidupi istri dan satu anak saya juga menggaji dua karyawan,” ujarnya.
Sarwi membanderol meubel buatannya dengan harga mulai kisaran satu juta rupiah hingga mencapai puluhan juta. Tergantung dari jenis bahan, kerumitan serta model dari meubel yang dibuatnya. Berbagai jenis meubel juga dapat dikerjakannya. Mulai dari lemari, rak buku dan perkakas hingga meubel seperti tempat tidur, kursi, meja dan perabot
lainnya. (Abdul Rohim/dan)