- lipi.go.id
Daur Hidup Katak
Daur hidup katak termasuk dalam metamorfosis sempurna. Hal ini karena bentuk tubuh katak sejak baru lahir hingga dewasa berbeda-beda dalam setiap fasenya.
Dalam daur hidup katak terdapat lima fase, yaitu telur, kecebong, berudu empat kaki, katak muda, dan katak dewasa.
Inilah fase lengkap dalam daur hidup katak yang telah dirangkum dari berbagi sumber:
Fase Telur
Fase telur adalah tahap awal dalam daur hidup katak. Saat bertelur, seekor katak betina dapat menghasilkan telur sekitar 20.000 buah. Telur-telur itu dikeluarkan oleh katak saat di dalam air. Sementara pembuahan atau fertilisasinya (pertemuan sel sperma dengan sel ovum) akan berlangsung secara eksternal atau di luar tubuh.
Pada pembuahan eksternal biasanya ovum akan dibentuk dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal. Saat bereproduksi, katak akan mencari tempat yang lembab dan berair.
Seperti diketahui, katak termasuk hewan Amfibi, hewan yang hidup di dua alam. Seperti Amphibi pada umumnya, katak akan kembali ke air ketika akan bertelur. Hal ini karena katak tidak tahan lama terhadap udara kering.
Telur yang sudah dikeluarkan nantinya akan mengapung di atas air dan membentuk sebuah gumpalan. Namun, ada juga telur-telur yang menempel pada tumbuhan atau tenggelam ke dalam air.
Secara umum, telur katak akan menetas saat usianya mencapai 1-3 minggu atau setelah 21 hari.
Namun, dari semua telur yang dikeluarkan, tidak semuanya akan berhasil menetas secara sempurna. Keberhasilan dari telur-telur katak tersebut, tergantung pada faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal yang dapat menggagalkan penetasan telur katak adalah gen dari induknya, sementara faktor eksternalnya antara lain arus air, manusia, dan predator pemangsa.
Fase Kecebong (Tadpole)
Kecebong adalah fase kedua dalam daur hidup katak. Fase ini juga biasa disebut dengan berudu.
Setelah menetas dari telur, dua hari kemudian dalam tubuh kecebong akan muncul organ yang bernama insang. Insang tersebut membantu kecebong untuk hidup di dalam air.
Setelah menetas dan jadi larva hingga disebut dengan kecebong, mereka akan mengandalkan kuning telur dari sisa telurnya dahulu sebagai sumber makanan.
Kemudian, kecebong akan hidup secara tertutup selama lima hari dan memakan alga serta tumbuhan yang ada di dalam air.
Setelah itu, pada minggu ke-6, mulailah terbentuk kaki. Kaki yang terbentuk ada empat, dua di depan dan dua lagi di belakang dengan ukuran yang lebih panjang.
Saat fase ini, selain makan alga ataupun tanaman air, kecebong yang sudah memiliki kaki ini juga makan serangga. Namun serangga yang sudah mati dan masuk dalam air.
Kemudian, pada minggu ke-9, kecebong telah berubah menjadi katak muda.
Katak Muda
Fase berikutnya dalam daur hidup katak adalah katak muda. Sama halnya seperti saat menjadi kecebong, katak muda juga masih hidup di dalam air dengan menggunakan insang.
Namun bedanya, jika kecebong hanya memakan alga dan tumbuhan air dan serangga mati. Katak muda mulai berburu mangsa. Salah satu makanannya adalah jangkrik.
Setelah tiga minggu menjadi katak muda, kulitnya akan tumbuh hingga menutupi insang. Kemudian pada usia delapan minggu, mulailah tumbuh kaki belakang dan terus membesar serta diikuti dengan pertumbuhan kaki depan.
Hingga pada minggu ke-12, jari-jari kaki akan mulai tumbuh dan terbentuk dengan sempurna, ekor belakang semakin memendek, serta insang sudah tergantikan oleh paru-paru.
Katak Dewasa
Fase ini adalah yang terakhir dalam daur hidup katak. Saat sudah menjadi sempurna atau katak dewasa, katak akan lebih sering menghabiskan hidupnya di darat. Katak dewasa memiliki kulit yang sedikit licin, berwarna hijau, dan kecoklatan.
Sementara, kaki bagian belakang katak dewasa lebih panjang. Hal ini berguna untuk memudahkan saat melompat ataupun berenang.
Katak dewasa sudah bernafas dengan paru-paru dan akan mendapatkan udara melalui hidung mereka saat tenggorokan katak mengembang.
Setelah menjadi katak dewasa, nantinya katak jantan akan membuahi katak betina hingga kemudian menghasilkan telur kembali. Hingga seterusnya mengalami kembali daur hidup katak.
Jika ditotal sejak menjadi telur hingga menjadi katak dewasa, daur hidup katak menghabiskan waktu sekitar 84 hari.
Seekor katak betina dapat menghasilkan sel telur (ovum) yang sangat banyak. Jika seekor katak betina yang sedang bertelur dibedah, akan terlihat bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi seluruh rongga perutnya. Itulah ovarium yang berisi penuh dengan sel telur.
Pada bagian leher katak betina, ada semacam lekukan, yang berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika melakukan pembuahan.
Hal tersebut diimbangi dengan struktur khusus pada kaki depan katak jantan, yaitu berupa telapak yang lebih kasar. Struktur ini berfungsi untuk mengeratkan katak betina saat terjadiya pembuahan.
Taksonomi Katak
Katak masuk dalam kelas Amfibi. Amfibi adalah hewan bertulang belakang yang dapat hidup di dua alam.
Amfibi berasal dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yakni “Amphi” yang berarti dua, dan “bios” yang berarti hidup.
Hewan-hewan yang masuk dalam kelas Amfibi pada umumnya hewan bertulang belakang (vertebrata), berkaki empat (tetrapoda) dan merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), yang berarti pengaturan suhu tubuhnya dilakukan secara eksternal atau di luar tubuh.
Hewan yang masuk dalam Kelas Amfibi dapat hidup di air ataupun di daratan. Biasanya saat di air mereka bernapas dengan memakai insang, dan saat di darat akan bernapas memakai paru-paru.
Kulit Amfibi merupakan struktur yang lembab dengan banyak pembuluh darah yang berguna dalam penyesuaian tempat hidupnya. Saat ini, ada sekitar 5.000 spesies Amfibi yang sudah diketahui. Berikut urutan taksonomi dari Amfibi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Amphibia
Ordo: Gymnophiona, Caudata dan Anura
Katak merupakan hewan dari Ordo Anura. Dari tiga ordo yang masuk dalam kelompok Amfibi, Ordo Anura merupakan terbesar ketiga di kelompok hewan Amfibi.
Klasifikasi Jenis-jenis Amfibi
1. Ordo Anura (Salientia)
Anura adalah ordo yang memiliki anggota terbanyak. Ciri khas dari anggota kelompok amfibi yang masuk dalam Ordo Anura adalah “tidak mempunyai ekor”. Salah satu anggota Ordo Anura ialah kodok atau katak.
2. Ordo Caudata (Urodela)
Ordo Caudata adalah kelompok amfibi yang ciri khasnya adalah mempunyai ekor. Kata Cauda berasal dari bahasa lati yang artinya ekor. Tubuh ordo ini terdapat bagian kepala, badan, ekor dan anggota gerak. Contoh hewan amfibi yang masuk ordo Caudata adalah kadal air dan Salamander.
Berbeda dengan Anura, hewan kelompok Caudata tidak dapat melompat melainkan hanya dapat berjalan. Sementara ekor yang berkembang dengan baik membuat hewan ini dapat berenang dengan baik.
3. Ordo Gymnophiona (Apoda)
Ordo Gymnophiona atau apoda merupakan kelompok amfibi yang ciri kasnya “Tidak mempunyai Kaki”. Tubunya hanya tersusun atas kepala, badan dan ekor.
Ordo ini mempunyai bentuk tubuh memanjang yang menyerupai bentuk cacing atau belut dengan kulit serta tulang yang kompak.
Kepalanya disusun oleh tengkorak yang kuat, yang berguna guna menggali tanah sebab mereka tinggal jauh ke dalam tanah.
Salah satu yang terkenal dari ordo ini adalah Sesilia (caecilian). Hewan ini serupa dengan cacing berukuran besar atau ular dan termasuk langka.
Perbedaan Antara Katak dan Kodok
Secara khusus, sebenarnya tidak ada perbedaan yang cukup signifikan antara katak dan kodok. Hal itu karena keduanya merupakan satu jenis. Perbedaan antara keduanya hanyalah secara bentuk dan tekstur kulitnya saja.
Katak biasanya memiliki tekstur kulit yang halus dan lembab. Sementara kodok memiliki kulit yang sedikit kasar dan berkutil. Keduanya hanya encerminkan adanya perbedaan taksonomi. Berikut perbedaan katak dan kodok secara umum.
Katak
Katak lebih banyak menghabiskan banyak waktu di dalam air. Kaki belakang katak lebih panjang dan memiliki selaput. Hal itulah yang membuatnya sangat pintar berenang.
Kulit tubuh katak sangat licin dan berwarna tidak mecolok. Namun meski kulitnya licin, katak tidaklah beracun.
Meskipun memiliki paru-paru, katak bisa juga menggunakan kulitnya untuk bernapas. Sedangkan kedua matanya terlihat menonjol dan dapat ditarik ke dalam.
Gigi katak biasanya terdapat di sisi atas mulutnya. Gigi ini tidak digunakan untuk mengunyah karena katak langsung menelan makanannya secara utuh. Gigi katak hanya digunakan untuk menahan mangsa di mulut sebelum ia menelannya.
Taksonomi Katak:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Amphibia
Ordo: Anura
Famili: Ranidae
Spesies: Rana sp
Kodok
Kodok memiliki kaki berkuku dan berselaput. Permukaan tubuh dari kododk kasar dan beracun. Permukaan kaki kodok lebih panjang di bagian belakang. Hal itu sangat berguna untuk melompat.
Kodok cenderung berwarna gelap dan hidup di atas permukaan tanah. Ukuran berudu atau kecebong kodok diketahui lebih besar dibanding katak.
Di sisi lain, kodok adalah jenis khusus dari katak yang memiliki kulit kasar, berkutil, serta kering sehingga mampu hidup di daerah kering.
Sementara tungkai belakang kodok juga lebih pendek yang memungkinkan mereka berjalan di darat.
Taksonomi Kodok:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Amphibia
Ordo: Anura
Famili: Ranidae
Spesies: Bufo sp
Itulah daur hidup katak hingga taksonominya. Meski katak berjumlah banyak, namun ekosistem tempatnya hidup tetaplah harus terjaga. Hal itu karena berhubungan erat dengan rantai makanan. Jika katak tak ada, maka mangsa katak nantinya akan mendominasi.(put)