- Unsplash.com/ Mika Baumeister
Krisis Iklim Pengaruhi Keputusan Generasi Muda Dalam Memiliki Anak
Padahal menurutnya, kecemasan mengenai krisis iklim yang dialaminya berakar dari ketidakbecusan dan lambannya pemerintah dalam menangani krisis iklim.
“Untuk benar-benar mengatasi kecemasan iklim kita yang berkembang, kita membutuhkan keadilan,” imbuhnya.
Menurut Luisa Neubauer (25) seorang aktivis iklim, dewasa ini umum bagi kaum muda untuk khawatir memiliki anak. Lisa merupakan salah satu penyelenggara gerakan mogok sekolah massal di Jerman untuk memaksa pemerintah Jerman mengevaluasi kebijakan negaranya mengenai iklim.
“Saya bertemu banyak gadis muda, yang bertanya apakah masih boleh memiliki anak. Ini pertanyaan sederhana, tetapi menceritakan banyak hal tentang realitas iklim yang kita jalani. Kami kaum muda menyadari bahwa mengkhawatirkan krisis iklim saja tidak akan merubah apa-apa. Jadi kami mengubah kecemasan individu kami menjadi tindakan kolektif,” ucap Luisa.
Luisa menambahkan, kini dirinya dan banyak anak muda lainnya berjuang di jalanan, pengadilan, di dalam dan luar institusi di seluruh dunia.
Seperti diketahui pada awal bulan ini, UNICEF menemukan bahwa anak-anak dan remaja di seluruh dunia menanggung beban krisis iklim, dengan 1 miliar anak berada pada “risiko ekstrem” dari dampak kerusakan iklim.(awy/act)