- Unsplash.com/ Brian Asare
Kasus Covid Turun, Pakar IDI Minta Masyarakat Tetap Waspada
Jakarta - Angka kasus Covid-19 di Indonesia turun seiring ditetapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama beberapa bulan ini. Tak sedikit masyarakat euforia dengan penurunan jumlah kasus tersebut sehingga lupa bahwa virus masih mengancam.
Masih teringat jelas kasus kerumunan di Holywings yang memperlihatkan bahwa masyarakat masih tidak disiplin mengenai protokol kesehatan. Padahal, banyak pakar yang mengingatkan meskipun angka turun, namun masyarakat masih harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat di tempat umum.
Hal ini pula yang menjadi kekhawatiran Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban yang menyebut rencana untuk hidup berdampingan dengan virus tentu baik, namun transisi juga memerlukan waktu yang cukup lama.
"Pandemi influenza H1N1 1918 menjadi endemi dan muncul dalam wabah musiman yang lebih kecil pada 40 tahun berikutnya. Kemudian, wabah SARS-CoV-1 yang mewabah sejak 2002 berhenti sampai Juli 2003. Namun, sempat ditemukan pada 2004 di Tiongkok," cuit Prof Zubairi dalam akun Twitternya.
Menurut Prof Zubairi bukan hal mudah untuk bisa hidup berdampingan dengan virus ketika belum semua masyarakat memahami bahaya virus tersebut.
"Saya oke-oke saja jika transisi dari pandemi ke endemi direncanakan. Artinya kita harus menyesuaikan diri dengan pola pikir baru: hidup dengan SARS-CoV-2. Pertanyaan besarnya, apakah terlalu dini untuk transisi atau apa-apa saja yang diperlukan untuk sampai ke sana (endemi)," imbuhnya.
Bagi Indonesia yang negara kepulauan, menurut Prof Zubairi, tentu memiliki beragam faktor berbeda di setiap daerahnya untuk dapat mengentaskan pandemi. Apalagi masih ada ketimpangan faskes dan serapan vaksinasi yang sangat bervariasi.
Sebelum memutuskan untuk “hidup berdampingan dengan Covid-19”, pemerintah harus mempersiapkan kapasitas layanan kesehatan untuk mengelola lonjakan kasus di masa depan sebagai mitigasi.