- Pexel.com/Sora Shimazaki
Waspada! Bahaya Sedentari atau Duduk Terlalu Lama Bagi Pekerja Kantoran, Bisa Picu Penyakit Ini
Jakarta, tvOnenews.com - Waspada risiko kesehatan mulai dari obesitas, diabetes, gangguan pada jantung dari gaya hidup sedentari atau duduk terlalu lama dalam melakukan aktifitas pekerjaan seharai-hari. Gaya hidup sedentari atau sedentary kerap terjadi di kalangan pekerja kantoran yang nyaris setiap harinya lebih banyak duduk dalam ruangan selama delapan hingga 10 jam per hari.
Menurut Kementerian Kesehatan, gaya hidup sedentari mengacu pada segala jenis aktivitas di luar waktu tidur dengan karakteristik keluaran kalori sangat sedikit.
Berdasarkan durasi waktu, gaya hidup ini terbagi atas level rendah dalam durasi kurang dari dua jam, level menengah dalam durasi dua hingga lima jam dan level tinggi dalam durasi lebih dari lima jam.
Senior Manager Medical Underwriter Sequis dr Fridolin Seto Pandu dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/6/2023) mengingatkan, ada risiko kesehatan dari gaya hidup sedentari seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung.
Oleh karena itu, untuk menghindari sedentari atau duduk terlalu lama, harus banyak melakukan aktivitas fisik untuk mengurangi resiko gaya hidup tersebutz dengan melawan rasa malas untuk bergerak dan meningkatkan motivasi diri untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik.
Khusus untuk pekerja kantoran, mereka bisa menggunakan sisa waktu makan siang untuk melakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki. Lalu pada saat bekerja, sebaiknya menghindari posisi duduk yang dapat menyebabkan sakit punggung dan leher.
"Dalam kondisi ideal saat duduk, usahakan postur tubuh dalam keadaan tegak. Posisi kaki juga penting diperhatikan, biasakan kaki selalu ada di lantai sehingga peredaran aliran darah lebih lancar," kata Fridolin.
Dia menyarankan orang-orang melakukan peregangan tubuh sekitar lima hingga 10 menit di sela-sela waktu kerja.
"Sangat baik jika setidaknya tiga hingga empat kali seminggu berolahraga selama 30-40 menit agar tubuh tetap bugar," tutur dia.
Selain melakukan aktivitas fisik, Fridolin juga menyarankan agar para pekerja kantoran melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mencegah penyakit sedari dini.
Pemeriksaan kesehatan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan hipertensi untuk mencegah stroke, pemeriksaan pap smear untuk mencegah kanker serviks dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh (MCU) untuk mengetahui potensi penyakit kritis pada tubuh.
Kemudian, sambung Fridolin, sebagai solusi lainnya dari potensi terjadinya penyakit kritis akibat gaya hidup sedentari masyarakat didorong memiliki asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis sebagai jaring pengaman finansial agar saat terkena risiko sakit. (ant/mii)