- Antara
Banyak Praktik Perdagangan Ginjal, Komunitas Pasien Cuci Darah Minta Donor Organ Dilembagakan
Tidak hanya itu transplantasi ginjal juga memiliki keuntungan dari sisi pembiayaan jika dibandingkan dengan cuci darah. Contohnya, untuk sekali cuci darah pasien membutuhkan anggaran sebesar Rp1 juta dan harus dilakukan dua hingga tiga kali dalam sepekan.
"Jika ditotal dalam satu tahun, per pasien cuci darah bisa menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah," katanya.
Sementara itu untuk biaya satu kali transplantasi ginjal, anggaran yang saat ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan mencapai Rp420 juta.
Tony mengatakan ketiadaan lembaga donor di Indonesia berpotensi memicu ketakutan dari para pendonor sukarela terhadap praktik kriminal.
"Pihak rumah sakit dan dokter juga bisa saja menolak melakukan operasi transplantasi ginjal karena khawatir organ yang didapatkan terindikasi ilegal," katanya.
Bentuk lembaga donor organ yang disarankan KPCDI layaknya seperti donor darah di Palang Merah Indonesia (PMI) yang diakui otoritas berwenang serta aman bagi pasien.
Sebelumnya Kepolisian RI telah menjerat 12 orang tersangka dalam kasus penjualan organ ginjal jaringan Kamboja di Kecamatan Tarumaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dengan pasal Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).(ant/bwo)