- unsplash- Lux Graves
10 Alasan Mengapa Tidur Baik dan Berkualitas Itu Penting
Jakarta - Tidur malam yang berkualitas dan nyenyak merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan. Faktanya, tidur yang baik sama pentingnya dengan makan sehat dan berolahraga. Namun sayang, banyak hal yang mengganggu pola tidur sehingga mengakibatkan kualitas tidur pun menurun.
Mengapa tidur yang baik dan berkualitas itu penting? Berikut 10 alasannya.
Kurang tidur dikaitkan dengan berat badan yang lebih tinggi
Tidur yang buruk sangat terkait dengan penambahan berat badan. Seseorang dengan durasi tidur pendek cenderung memiliki berat badan yang jauh lebih besar daripada mereka yang cukup tidur. Faktanya, durasi tidur yang pendek adalah salah satu faktor risiko terkuat untuk obesitas.
Dalam satu studi tinjauan ekstensif, anak-anak dan orang dewasa dengan durasi tidur pendek masing-masing 89% dan 55% lebih mungkin terkena obesitas. Efek tidur pada penambahan berat badan diyakini disebabkan oleh banyak faktor, termasuk hormon dan motivasi untuk berolahraga. Jika Anda mencoba menurunkan berat badan, tidur berkualitas sangat penting.
Orang yang tidur nyenyak cenderung makan lebih sedikit kalori
Studi menunjukkan bahwa individu yang kurang tidur memiliki nafsu makan yang lebih besar dan cenderung makan lebih banyak kalori.
Kurang tidur mengganggu fluktuasi harian hormon nafsu makan dan diyakini menyebabkan nafsu makan yang buruk. Hal ini termasuk menaikan kadar ghrelin (hormon yang mengatur sensasi lapar) yang lebih tinggi dan menurunkan kadar leptin, hormon yang menekan nafsu makan.
Tidur yang baik dapat meningkatkan konsentrasi dan produktivitas
Tidur penting untuk berbagai aspek fungsi otak, termasuk kognisi, konsentrasi, produktivitas, dan kinerja. Hal-hal tersebut tidak akan berjalan secara optimal jika kualitas tidur tidak baik.
Dalam sebuah penelitian medis, pekerja dengan jam kerja yang diperpanjang lebih dari 24 jam membuat kesalahan medis 36% lebih serius daripada pekerja dengan jadwal yang memungkinkan lebih banyak tidur.
Studi lain menemukan bahwa tidur singkat dapat berdampak negatif pada beberapa aspek fungsi otak pada tingkat yang sama seperti keracunan alkohol.
Di sisi lain, tidur yang baik dan berkualitas telah terbukti meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan meningkatkan kinerja memori anak-anak dan orang dewasa.
Tidur nyenyak dapat memaksimalkan kinerja atletik
Tidur telah terbukti meningkatkan kinerja atletik. Dalam sebuah penelitian pada pemain bola basket, tidur lebih lama terbukti secara signifikan meningkatkan kecepatan, akurasi, waktu reaksi, dan kesehatan mental.
Durasi tidur yang lebih sedikit juga dikaitkan dengan kinerja olahraga yang buruk dan keterbatasan fungsional pada wanita yang lebih tua.
Dalam sebuah penelitian pada lebih dari 2.800 wanita, ditemukan bahwa kurang tidur dikaitkan dengan berjalan lebih lambat, kekuatan cengkeraman yang lebih rendah, dan kesulitan yang lebih besar dalam melakukan aktivitas mandiri.
Kurang tidur beresiko terkena penyakit jantung dan stroke
Kualitas dan durasi tidur dapat memiliki pengaruh besar pada banyak faktor risiko kesehatan. Kurang tidur menjadi salah satu faktor yang diyakini mendorong penyakit kronis, termasuk penyakit jantung.
Sebuah tinjauan dari 15 penelitian menemukan bahwa orang yang tidak cukup tidur memiliki risiko penyakit jantung atau stroke yang jauh lebih besar daripada mereka yang tidur 7-8 jam per malam.
Tidur mempengaruhi metabolisme dan resiko diabetes
Dalam sebuah penelitian pada pria muda yang sehat, membatasi tidur hingga 4 jam per malam selama 6 malam berturut-turut menyebabkan gejala prediabetes. Gejala-gejala ini teratasi setelah satu minggu peningkatan durasi tidur.
Kebiasaan tidur yang buruk juga sangat terkait dengan efek buruk pada gula darah pada populasi umum. Mereka yang tidur kurang dari 6 jam per malam telah berulang kali terbukti memiliki peningkatan risiko diabetes tipe 2.
Kurang tidur dikaitkan dengan depresi
Masalah kesehatan mental, seperti depresi, sangat terkait dengan kualitas tidur yang buruk dan gangguan tidur. Diperkirakan 90% orang dengan depresi mengeluh tentang kualitas tidur.
Kurang tidur bahkan dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian karena bunuh diri. Mereka yang memiliki gangguan tidur seperti insomnia atau apnea tidur obstruktif juga melaporkan tingkat depresi yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang tidak.
Tidur meningkatkan fungsi kekebalan tubuh Anda
Kurang tidur telah terbukti merusak fungsi kekebalan tubuh. Sebuah penelitian besar selama 2 minggu memantau perkembangan flu biasa setelah memberi orang obat tetes hidung dengan virus flu.
Mereka menemukan bahwa mereka yang tidur kurang dari 7 jam hampir 3 kali lebih mungkin terkena flu daripada mereka yang tidur 8 jam atau lebih. Jika anda sering flu, pastikan bahwa anda tidur setidaknya 8 jam per malam bisa sangat membantu. Makan lebih banyak bawang putih juga bisa membantu.
Kurang tidur beresiko meningkatkan peradangan
Tidur dapat memiliki efek besar pada peradangan di tubuh Anda. Faktanya, kurang tidur diketahui mengaktifkan penanda peradangan dan kerusakan sel yang tidak diinginkan.
Kurang tidur sangat terkait dengan peradangan jangka panjang pada saluran pencernaan, pada gangguan yang dikenal sebagai penyakit radang usus.
Sebuah studi mengamati bahwa orang yang kurang tidur, beresiko mengalami radang usus kronis dua kali lebih sering kambuh daripada pasien yang tidur nyenyak.
Para peneliti bahkan merekomendasikan terapi dan evaluasi tidur, untuk membantu dalam memprediksi hasil pada individu dengan masalah peradangan jangka panjang.
Tidur mempengaruhi emosi dan interaksi sosial
Kurang tidur mengurangi kemampuan anda untuk berinteraksi secara sosial. Beberapa penelitian mengkonfirmasi hal ini menggunakan tes pengenalan wajah emosional.
Satu studi menemukan bahwa orang yang tidak tidur memiliki kemampuan yang berkurang untuk mengenali ekspresi kemarahan dan kebahagiaan. Para peneliti percaya bahwa kurang tidur mempengaruhi kemampuan anda untuk mengenali isyarat sosial yang penting dan memproses informasi emosional.(awy)