- Tim tvOne - Aditya Bayu
Selama Pandemi, Angka Kehamilan di Kabupaten Semarang Melonjak Hingga 15 Ribu
Semarang, Jawa Tengah - Guna mengendalikan kenaikan jumlah ibu hamil di masa pandemi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terus melakukan berbagai langkah sosialisasi.
Salah satunya dengam menggandeng sejumlah perusahaan untuk ikut mensukseskan layanan KB. Pasalnya di masa pandemi ini ibu hamil di Kabupaten Semarang menembus angka 15 ribu.
"Ibu hamil di Kabupaten Semarang saat ini ada 15 ribu. Angka yang fantastis ketika dimasa pandemi. Ini menjadi PR kita. Kami menyasar perusahaan terutama garmen yang memang banyak pekerjaan wanita," kata Kepala DP3AKB Kabupaten Semarang, Romlah, saat dihubungi Sabtu(27/11/2021).
Romlah mengatakan fokusnya saat ini layanan KB. Artinya, mengajak wanita usia subur yang ada di Kabupaten Semarang untuk mengerti layanan KB, dan hasil akhirnya tentu melakukan KB. Ia mengatakan ketika covid-19 melanda tak bisa dipungkiri angka ibu hamil ikut melonjak.
Romlah juga mengakui ketika pandemi ini layanan KB sempat terkendala karena tenaga kesehatan yang bekerjasama dengannya sempat terpapar dan harus fokus pada vaksin.
Ia menegaskan komponen terpenting untuk menekan angka ibu hamil dan kesejahteraan perempuan harus bersamaan dengan pemerintah, swasta, organisasi, media, dan massa perguruan tinggi. Saat ini ada 26 pegawai yang pasang baru maupun ganti alat kontrasepsi dalam sehari.
"Kita melihat buruh garmen itukan kebanyakan wanita. Nah, ini yang kita sasar. Kita pegang perusahaannya kita kerjasama untuk memberikan layanan KB. Alhamdulillah tepat sasaran,"lanjutnya.
Sementara itu Manager PT Ungaran Sari Garmen Congol Nur Arifin, mengatakan total ada 14.038 pegawai 95 persen diantaranya wanita.
Tentu tidak mudah baginya untuk mengatur jalannya produksi dengan kebutuhan wanita. Seperti mereka harus menikah, hamil, hingga menyusui.
Pihaknya mengandeng DP3AKB untuk memprogram kehamilan para karyawan. Sehingga tidak mengganggu produksi perusahaan. Karena jika hamil bersamaan tentunya akan mengganggu.
"Lebih terjadwal kan enak begitu. Kami juga memberikan fasilitas untuk ibu menyusui sehingga lebih nyaman,"ujar Nur Arifin.
Romlah juga menambahkan, saat ini ada lebih dari 10 perusahaan di Kabupaten Semarang yang bekerjasama dengan DP3AKB, untuk bersama sama mensukseskan program KB.
" Harapannya jika para pekerja perempuan ini sehat dan dapat mengontrol kehamilan, maka tingkat produktifitas pekerja akan baik. Tidak hanya itu dengan mengendalikan kehamilan melalui program KB diharapkan akan bisa membentuk keluarga yang lebih bahagia, " pungkasnya. (Aditya Bayu/Buz).