- Pixabay
Anak Depresi, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua
Jakarta - Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan seseorang terus bersedih. Depresi merupakan kondisi yang dapat terjadi kepada siapapun, termasuk kepada anak-anak.
Depresi pada anak-anak berbeda dengan kasus anak yang memiliki mood berubah-ubah. Anak-anak, sama seperti orang dewasa, memiliki masa ketika mereka merasa sedih. Perubahan emosi merupakan hal yang wajar pada anak-anak.
Namun, apabila perubahan perilaku bertahan dalam rentan waktu tertentu, contohnya rasa sedih yang bertahan dalam waktu lebih dari dua minggu, hal itu bisa jadi merupakan tanda gangguan depresi atau Affective Disorder.
Anak-anak dan remaja dapat dan memang mengalami depresi. Anak-anak mungkin tidak terdiagnosis dan tidak diobati karena orang tua dan pengasuh mungkin kesulitan untuk mengenali tanda-tanda gangguan tersebut.
Dilansir dari healthline, depresi mempengaruhi sekitar 3 persen anak-anak di Amerika Serikat. Kesedihan dan gejala yang terus-menerus dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, mengganggu kegiatan sekolah dan sosial. Depresi masa kanak-kanak adalah masalah kesehatan mental yang serius, tetapi dapat diobati.
Depresi pada anak sama halnya seperti depresi orang dewasa. Umumnya, terjadi karena tekanan dari luar dan dalam diri seseorang atau pengaruh faktor genetik yang mungkin saja mempunyai keluarga yang juga depresi.
Bagaimana mengenali depresi pada anak?
Anak-anak dengan depresi umumnya mengalami gejala yang sama seperti remaja dan orang dewasa. Namun, anak-anak biasanya mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri dan perasaan karena kosakata emosional mereka yang terbatas.
Gejala depresi pada anak dapat diketahui dengan tanda-tanda:
- suasana hati yang selalu sedih dan murung
- perasaan putus asa
- merasa tidak berharga
- perasaan bersalah, marah, atau mudah tersinggung
- tiba-tiba menangis
- lemas dan tidak berenergi
- kesulitan berkonsentrasi
Tidak semua anak memiliki semua gejala depresi, beberapa gejala biasanya lebih menonjol dibanding yang lainnya.
Gejala depresi juga cenderung mempengaruhi kecemasan pada anak seperti, kekhawatiran tentang masa depan mereka, takut berpisah dengan orang tua, cenderung mempunyai gejala fisik panik, atau menolak untuk berpartisipasi pada lingkungan sosial.
Pada sebagian anak bahkan akan menyebabkan turunya prestasi akademik dan perubahan penampilan.
Kecemasan atau depresi adalah dua gangguan kesehatan yang umum. Namun tidak ada penyebab yang pasti. Hal tersebut bisa saja terjadi dari gabungan faktor penyakit lainnya.
Beberapa penyebabnya bisa jadi termasuk gangguan psikologis yang muncul dengan keluhan kesulitan dalam pengelolaan emosi.
Memiliki pola pikir yang negatif, trauma psikis kehilangan orang tua, perceraian maupun pelecehan seksual bisa menjadi faktor terjadinya depresi.
Apa yang harus dilakukan ketika anak depresi?
Orang tua diharapkan lebih peka terhadap perubahan perilaku pada anak. Jika anak menunjukkan perubahan perilaku dan mood yang drastis, mulailah membuka obrolan untuk mengetahui perasaan dan permasalahan yang dirasakan sang anak.
Usahakan untuk selalu luangkan waktu untuk anak. Sekecil dan sesepele apapun, perubahan pada anak harus direspon dengan serius. Hal ini bertujuan agar anak merasa orang tua memahami dan peduli terhadap apa yang dirinya rasakan.
Hal yang paling tepat adalah segera untuk meminta bantuan profesional. Segera obati depresi anak dengan berkonsultasi dengan dokter dan terapis anak, sebelum gejala semakin parah dan anak memiliki kecenderungan untuk bunuh diri.(awy)