- Kolase
Tolong Bedakan! Bentuknya Mirip Daki 'Numplek', Ternyata Bercak Hitam ini Tanda Penyakit Mematikan
tvOnenews.com - Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar kata daki? Biasanya langsung tertuju pada sesuatu yang kotor dan memalukan.
Ya, hal itu bukan tanpa alasan, sebab adanya daki dapat membuat seseorang menjadi kurang percaya diri dan risih dengan kotoran yang 'numplek' di bagian tubuh tertentu, misalkan bagian leher.
Nah, tapi pernahkah Anda melihat ada semacam sekumpulan bercak hitam di sekitar bagian belakang leher atau ketiak, mirip seperti daki?
Ilustrasi tanda diabetes di leher menyerupai daki. (istimewa)
Sebuah keterangan dari dr Arman Bhakti Pulungan beberapa tahun lalu menyebutkan bahwa ternyata itu bukan merupakan kotoran daki.
“Banyak orang yang mengira bercak itu daki. Tapi itu adalah achantonis nigricans," kata dr Arman Bhakti.
Salah satu pemicu timbulnya acanthosis nigricans (AN), kata arman adalah resistensi insulin yang biasa dikaitkan sebagai penyebab obesitas dan diabetes.
Resistensi insulin, kata dia, disebabkan karena kadar insulin yang tinggi bisa mengaktifkan fibroblas dermal dan keratinosit melalui reseptor insulin yang ada pada sel-sel tersebut.
Alhasil, terjadi peningkatan deposisi glikosaminoglikans oleh fibroblas di dermal.
Adapun hal ini menyebabkan papillomatosis (kutil) dan hiperkeratosis, seperti terjadi penebalan atau pengerasan kulit yang tidak normal.
“Ini bisa menjadi indikator obesitas dan diabetes tipe 2 pada anak dan orang dewasa,” katanya.
Untuk informasi tambahan, mengutip dari jurnal “Acanthosis Nigricans dan Hubungannya dengan Resistensi Insulin pada Anak dan Remaja” karya Jose RL Batubara dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, AN dibagi menjadi dua kategori besar yaitu jinak (benign) dan ganas (malignant).
Prevalensi AN bervariasi dari 7% pada populasi umum sampai dengan 74% pada orang dengan obesitas.
So, jika Anda melihat kotoran 'numplek' mirip daki, bisa jadi itu bukan kotoran yang dimaksud, melainkan tanda-tanda diabetes.
Manfaat Bawang Putih untuk Penderita Diabetes
Bagi masyarakat Indonesia, memasak tidak lengkap rasanya jika tidak menambahkan Bawang putih pada masakan.
Selain untuk menyedapkan masakan, bawang putih baik untuk menjaga kesehatan. Bawang putih merupakan umbi-umbian dengan nama latin Allium sativum. Bawang berwarna putih ini masih termasuk dalam keluarga tanaman amarilis (Amaryllidaceae), dan bersaudara dengan daun bawang dan bawang merah.
Berambang putih adalah umbi siung asli budidaya Asia Tengah, tetapi juga bisa tumbuh di Italia dan daerah selatan Perancis.
Dalam satu buah bawang putih biasanya terdapat 1-10 siung.
Setiap siungnya itu sendiri memiliki berat sekitar 6-8 gram.
Adapun untuk 100 gram berambang putih, kandungan gizinya mencakup:
4 kalori,
1 gram karbohidrat,
0,2 gram protein,
0,1 gram serat,
0,1 miligram mangan,
0,9 miligram vitamin C,
5,4 miligram kalsium,
0,4 mikrogram selenium
Sederet antioksidan seperti flavonoid, oligosakarida, dan asam amino.
Bawang putih juga diperkaya oleh senyawa sulfur aktif seperti alliin, allyl propyl disulfide, dialil disulfida, dan dialil trisulfida.
Ketika bawang putih mentah dikunyah dalam mulut, zat-zat sulfur tersebut akan bereaksi membentuk senyawa yang disebut allicin.
Manfaat bawang putih dapat diperoleh dengan berbagai cara, mulai dari memakannya dalam kondisi mentah, mengolahnya dengan bahan makanan lain, hingga mengonsumsi suplemen ekstrak bawang putih.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda ya. (abs)
Dapatkan berita menarik lainnya dari tvOnenews.com di Google News