- Kolase Tim tvOnenews
Waduh, Meski Enak dan Nikmat, Ternyata Makan Nasi Telur Tidak Boleh? dr Zaidul Akbar Bilang Malah...
tvOnenews.com - Dalam salah satu ceramahnya, dr Zaidul Akbar menyampaikan bahwa makan nasi telur ternyata tidak boleh sembarangan.
Padahal nasi dan telur merupakan salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia, terlebih jika disajikan sebagai nasi goreng.
Belakangan juga sempat viral menu nasi telur sederhana yang disajikan sebagai nasi telur ceplok disiram bumbu racikan.
Bahkan kini mulai populer olahan nasi dadar yang juga banyak digandrungi pecinta kuliner khususnya anak muda.
Namun ternyata, menurut penjelasan dr Zaidul Akbar, makan nasi dan telur tidak boleh sembarangan.
Dilansir dari YouTube resminya, Jumat (15/12/23) berikut adalah penjelasan dr Zaidul Akbar terkait makan nasi campur telor yang baik bagi kesehatan.
Dr Zaidul Akbar mengungkapkan alasannya bahwa ternyata banyak orang yang tidak tahu tentang fakta ini.
Menurutnya, makanan yang mengandung terlalu banyak mengandung karbohidrat dan protein tidak baik bagi tubuh.
“Makanan yang sederhana tuh seperti apa? Jadi kalau misalkan Ibu Bapak makan dalam satu piring ada nasinya ada kentangnya," ujar dr Zaidul Akbar.
"Kemudian ada ikan, ikan beneran ya. Ada telurnya kemudian ada tempenya. Kemudian ada sayurnya,” sambungnya.
Dr Zaidul Akbar juga menjelaskan bahwa makanan yang baik untuk kesehatan justru makanan yang tidak terlalu banyak macam ragamnya.
“Itu kita bisa mengatakan terlalu berlebihan, protein yang berlebihan di situ. Ada karbohidrat berlebihan," ungkapnya.
"Jadi, kalau ditanya makanan yang sederhana yang sederhana seperti apa? Yang tidak terlalu banyak ragamnya,” sambungnya lebih lanjut.
Tak hanya itu, salah satu menu makanan yang disukai Rasulullah SAW ialah roti gandum dicampur dengan kuah kari.
“Salah satu makanan kegemaran Rasulullah SAW adalah roti gandum yang dicampur dengan kuah kari. Itu kan sederhana ada karbohidrat, protein, dan bumbu juga,” ungkap dr Zaidul Akbar.
“Jadi kalau kita menerapkan pola-pola sederhana dalam keseharian, kalau saya pribadi tidak menyarankan makan nasi,” lanjutnya.
Ia juga menambahkan bahwa jika ingin mengonsumsi nasi maka sebaiknya tidak terlalu banyak.
“Kecuali nasi putih yang sifatnya atau mungkin organik, tapi kalau saya lebih memilih nasi putih yang belum terolah dengan terlalu banyak seperti beras coklat,” terang dr Zaidul Akbar.
dr Zaidul Akbar menyatakan bahwa cara makan nasi yang baik yaitu dua atau tiga sendok makan kemudian dicampur sayur dan sambal.
“Jadi ambil sedikit mungkin dua tiga sendok makan ya bukan centong. Jadi, nasinya gak usah banyak-banyak. Di situ kemudian ada sayur tambah sambal sedikit,” papar dr Zaidul Akbar.
Dalam hal ini kita juga harus pastikan untuk tidak mencampur terlalu banyak protein dalam satu piring sekali makan.
“Jadi kalau kita memahami bahwa makanan itu misalkan ikan-ikan itu protein, tempe juga protein maka sebenarnya jangan-jangan dicampur sama gitu," tutur dr Zaidul Akbar.
"Protein satu jenis saja ikan, telur, atau daging saja,” pungkas dr Zaidul Akbar," terangnya.
Dokter penggagas Jurus Sehat Rasululllah tersebut juga menyampaikan bahwa semakin sederhana isi piring, maka sebaik bagus makanan tersebut untuk kesehatan.
“Jadi semakin sederhana yang kita makan maka semakin kesehatan kita akan terjaga. Kalau pun sakit itu akan jauh lebih mudah ngobatinnya,” ungkap dr Zaidul Akbar.
Ia juga berpesan bahwa jika ingin makan sesuatu, contohnya burger, maka cobalah untuk memperhatikan kandungan dalam daging burger.
Karena kandungan daging burger terdiri dari banyak bahan kimia yang memiliki dampak buruk jika dikonsumsi berlebihan.
“Kalau saya makan burger masalahnya kita bahas, Bapak Ibu pernah lihat gak kandungan burger itu terutama pada dagingnya yang sudah ditambahkan pengawet," ungkap dr Zaidul Akbar.
"Saya pernah baca itu kandungan dari burger itu panjang banget,” lanjutnya menambahkan.
Bahkan, dalam daging burger juga ternyata ada kandungan bahan pengawet yang bisa menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker, stroke dan jantung.
“Dagingnya secuil gitu sisanya itu bahan kimia semua. Jadi kalau Anda membayangkan burger itu kenapa dia gak sehat terlalu banyak bahan kimia. Burger tuh bukan makanan sederhana,” ucap dr Zaidul Akbar.
“Lalu misalkan kentang goreng lagi beku-bekunya diambil langsung digoreng itu gak sederhana. Jadi sederhana itu alami kalau bisa dikatakan gak ada bahan sintetik,” lanjutnya.
Dr Zaidul Akbar kemudian menyampaikann bahwa penyebab penyakit semakin merajalela yakni banyaknya komponen kimia sintetik yang dikonsumsi tubuh.
“Kenapa sekarang sakit merajalela? Dalam makanan yang dikonsumsi, terlalu banyak komponen kimia sintetik," ujarnya.
Cara Makan Nasi Telur yang Sehat Menurut dr Zaidul Akbar
Lantas bagaimana dengan menu nasi dicampur telur, apakah baik bagi kesehatan?
“Kalau bicara telur sendiri, sebenarnya kalau telur itu kan protein. Jadi ketika telur itu digoreng sudah terjadi denaturasi telurnya sudah gak sehat,” ungkap dr Zaidul Akbar.
Dokter sekaligus pendakwah tersebut menjelaskan bahwa telur jika dimasak dengan baik maka proteinnya akan terjaga dan tidak rusak.
“Jadi kalau mau masak telur itu ada caranya, supaya proteinnya gak rusak," tegasnya.
"Kalau protein ketemu karbohidrat mungkin nasi kalau menurut keterbatasan pengetahuan saya tidak melihat ada yang bermasalah di situ,” sambungnya.
Ternyata makan nasi dan telur yang baik bagi kesehatan ada caranya sendiri, yakni menurut dr Zaidul Akbar telur yang dimasak harus dalam keadaan baik.
Tak hanya itu, nasi yang digunakan juga sebaiknya nasi organik yang rendah karbohidat dan lebih sehat.
“Kira-kira itu celahnya di mana ya tapi kalau misalkan telurnya dimasak dalam keadaan yang baik sehingga tetap stabil proteinnya,” papar dr Zaidul Akbar.
“Nasinya adalah nasi yang sifatnya beras-beras sehat dan organik masih tinggi serat. Menurut saya gak apa-apa,” pungkasnya menambahkan.
(udn)
Baca artikel tvOnenews.com terkini dan lebih lengkap, klik google news.