- ANTARA FOTO/REUTERS
Jantung Babi Dimodifikasi Genetik untuk Dicangkok ke Manusia
Jakarta - Peneliti di Pusat Riset Biomaterial Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sandi Sufiandi mengatakan, terkait cangkok jantung babi ke manusia dilakukan melalui modifikasi secara genetik agar bisa berfungsi di tubuh manusia.
Modifikasi secara genetik itu dilakukan agar organ hewan tersebut bisa diterima oleh sistem imun manusia sehingga tidak terjadi penolakan saat organ asing masuk ke tubuh manusia. "Tujuannya agar organ yang ditransplantasikan bisa diterima oleh sistem imun manusia," kata Sandi saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Sandi menuturkan, pada permukaan sel jantung dari babi terdapat galactose-alpha-1,3-galactose (alpha-Gal), sementara molekul tersebut tidak terdapat pada tubuh manusia. Sehingga ketika dilaksanakan transplantasi, tidak akan bertahan karena ditolak oleh sistem imun tubuh. Oleh karenanya, dilakukan modifikasi gen pada organ jantung babi tersebut.
Modifikasi gen yang dilakukan antara lain menghapus tiga gen yang mengurangi risiko penolakan oleh antibodi manusia. Kemudian, menambahkan enam gen manusia untuk mempromosikan penerimaan organ, dan satu gen pertumbuhan dihilangkan untuk memastikan organ membesar setelah ditransplantasikan.
Informasi tersebut dimuat dalam artikel di laman https://www.economist.com/science-and-technology/2022/01/11/the-first-successful-pig-to-human-heart-transplant-has-been-performed. Sandi mengatakan, kunci sukses dari Xenotransplantation yang dilakukan Universitas Maryland adalah dengan mengatasi permasalahan imun melalui rekayasa genetika.
Diberitakan Dokter bedah Bartley P Griffith, MD, memimpin tim yang berhasil melakukan transplantasi jantung babi yang dimodifikasi secara genetik kepada David Bennett, pasien dengan penyakit jantung parah berusia 57 tahun di Pusat Medis Universitas Maryland di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat pada Jumat (7/1).
Operasi tersebut diklaim sukses karena tidak ada penolakan dari tubuh pasien, dan keberhasilan itu menjadi yang pertama kalinya dalam ilmu kedokteran. Meski begitu, pihak kedokteran terus memantau kondisi David.