Makan Malam Pecel Lele, Nasi Goreng, dan Sate Padang, Memang Enak, tapi Hati-hati dr Cahyono Justru Bilang Begini, Katanya....
Sumber :
  • YouTube dr Cahyono / istockphoto

Makan Malam Pecel Lele, Nasi Goreng, dan Sate Padang, Memang Enak, tapi Hati-hati dr Cahyono Justru Bilang Begini, Katanya...

Kamis, 5 September 2024 - 23:01 WIB

tvOnenews.com - Makan malam dengan menu lezat seperti pecel lele, nasi goreng, sate Padang memang menggugah selera. 

Namun, dibalik kelezatan tersebut, ada efek buruk yang dapat mengintai kesehatan tubuh. 

Menurut dr. Cahyono, seorang ahli pengobatan holistik, kebiasaan makan malam dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh, terutama jika dilakukan dalam waktu yang dekat dengan waktu tidur.

Banyak orang yang mungkin tidak menyadari bahwa makan malam, terutama dalam porsi besar atau jenis makanan berat, bisa mengganggu sistem pencernaan. 

Dr. Cahyono menjelaskan bahwa jika seseorang makan kurang dari empat jam sebelum tidur, makanan yang dikonsumsi lebih banyak menjadi “sampah” dalam tubuh daripada diserap secara optimal. 

“Tubuh seperti tempat sampah yang kurang maksimal dalam mencerna makanan jika makan terlalu dekat dengan waktu tidur,” ujar dr. Cahyono.

Menurutnya, sisa makanan yang tidak tercerna dengan baik akan tertimbun dalam usus besar. 

Proses ini dapat menyebabkan oksidasi berlebihan, yang pada gilirannya meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh. 

Kelebihan radikal bebas dikenal sebagai penyebab berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, bahkan kanker. 

Oleh karena itu, kebiasaan makan malam yang tidak tepat bisa memicu berbagai masalah kesehatan serius dalam jangka panjang.

Ilustrasi makan malam nasi goreng, sate padang, dan pecel lele ternyata punya dampak buruk bagi kesehatan menurut dr Cahyono. Sumber: kolase tim tvOnenews

Pendapat dr. Cahyono ini sejalan dengan pola hidup sehat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Menurutnya, salah satu cara menjaga kesehatan yang diajarkan Rasulullah adalah dengan tidak makan malam.

"Henti makan sebelum shalat maghrib, bukan berarti tidak boleh, boleh saja, tetapi jangan menjadi kebiasaan makan sebelum tidur," ungkap dr. Cahyono. 

Pola ini, katanya, membantu tubuh lebih efisien dalam mencerna makanan yang dikonsumsi selama siang hari, sekaligus mencegah penumpukan radikal bebas.

Dr. Cahyono menekankan bahwa makan malam lebih banyak mendatangkan mudharat dibandingkan manfaat, terutama jika dilakukan menjelang tidur. 

Tanpa adanya waktu yang cukup bagi tubuh untuk mencerna makanan, oksidasi meningkat dan radikal bebas tidak dapat dinetralisir sepenuhnya oleh tubuh. 

"Jadi makan malam ternyata lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya," ujar dr. Cahyono.

Tidak hanya dr. Cahyono, penelitian juga telah menunjukkan bahwa kebiasaan makan malam yang berdekatan dengan waktu tidur dapat menyebabkan masalah kesehatan. 

Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa makan larut malam bisa meningkatkan risiko obesitas. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang makan setelah pukul 20.00 cenderung memiliki asupan kalori yang lebih tinggi dan metabolisme yang lebih lambat.

Sehingga lebih berisiko mengalami peningkatan berat badan yang tidak sehat.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Nasional Singapura menunjukkan bahwa makan malam larut malam dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan insulin.

Pada akhirnya dapat menyebabkan resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Penelitian ini mengungkapkan bahwa waktu makan memiliki dampak signifikan pada metabolisme tubuh.

Bukan hanya apa yang dimakan, tetapi juga kapan makanan tersebut dikonsumsi. 

Dengan demikian, menghindari makan malam atau makan terlalu larut dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah dan mencegah risiko penyakit kronis.

Dr. Cahyono juga menekankan bahwa Rasulullah SAW sesekali mengundang sahabat untuk makan pada malam hari, namun hal tersebut bukan merupakan kebiasaan rutin. 

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah mengadakan jamuan makan malam untuk para sahabatnya, tetapi itu terjadi hanya sekali-sekali. 

"Rasulullah SAW tidak menegur, karena itu hanya terjadi sekali-sekali. Tapi kalau makan malam ini dijadikan kebiasaan, apalagi sebelum tidur, inilah yang jadi masalah," ungkap dr. Cahyono.

Pola makan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah makan dalam porsi secukupnya dan tidak terlalu malam. 

Hal ini memungkinkan tubuh memiliki waktu yang cukup untuk mencerna makanan dengan baik sebelum tidur, sehingga pencernaan tetap optimal dan kesehatan terjaga. 

Makan malam yang berlebihan, apalagi dengan makanan yang berat dan tinggi lemak, bisa memperberat kerja sistem pencernaan, memicu asam lambung naik, dan menyebabkan gangguan tidur.

Dalam praktik kesehariannya, dr. Cahyono menganjurkan agar makan malam dilakukan paling lambat dua hingga tiga jam sebelum tidur. 

Dengan begitu, tubuh memiliki waktu untuk mencerna makanan dan mencegah terbentuknya zat-zat berbahaya akibat oksidasi berlebihan. 

Pola hidup sehat yang diajarkan Rasulullah, seperti menghindari makan malam, dapat diadaptasi untuk menjaga kesehatan tubuh, menghindari penumpukan radikal bebas, serta menurunkan risiko penyakit kronis.

Dalam era modern ini, kebiasaan makan malam memang sulit dihindari bagi banyak orang, terutama dengan gaya hidup yang serba sibuk. 

Namun, dengan pemahaman yang lebih baik mengenai dampaknya terhadap kesehatan, diharapkan kita dapat lebih bijaksana dalam mengatur waktu makan, khususnya makan malam. 

Tidak hanya jenis makanan yang perlu diperhatikan, tetapi juga waktu konsumsinya untuk menjaga tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. (udn)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:48
01:12
01:05
01:25
02:22
01:22
Viral