- elements envato/twenty20photos
Fisura Ani, Penyakit yang Sering Disamakan Dengan Wasir
Fisura ani atau anal fissure merupakan suatu kondisi adanya robekan pada kulit anus. Kondisi ini dapat terjadi pada segala usia, tetapi paling umum didapati pada bayi dan orang dewasa paruh baya.
Fisura ani biasanya bukan kondisi serius sehingga banyak orang yang dapat mengobatinya di rumah. Namun fisura ani yang terus berulang atau tidak segera sembuh juga perlu perlu perhatian khusus dan penanganan yang tepat.
Robekan fisura ani memang biasanya tidak begitu besar. Namun pada beberapa kasus, celah robekan bisa cukup dalam hingga mengekspos jaringan otot di bawahnya.
Perawatan tepat dapat meningkatkan penyembuhan secara cepat dan juga membantu meringankan rasa tidak nyaman ketika buang air besar. Jika fisura ani tidak sembuh dalam rentang waktu 6 minggu, maka hal tersebut sudah dianggap kronis.
Biasanya dokter akan memberikan obat pelunak feses dan obat nyeri topikal. Jika fisura ani tidak membaik dengan perawatan ini, pasien mungkin memerlukan pembedahan, atau dokter perlu mencari tahu kelainan lain yang mendasari penyebab fisura ani yang dialami seseorang.
Apa saja gejala fisura ani?
Dikutip dari healthline, fisura ani ditandai dengan robekan yang terlihat di kulit sekitar anus. Selain itu, dapat juga berupa benjolan kecil kulit di sebelah robekan.
Setelah itu biasanya ada rasa sakit dan perih yang mengganggu saat buang air besar. Selain itu adanya bercak darah di feses. Terakhir adanay rasa terbakar atau rasa gatal di daerah anus.
Apa yang menyebabkan fisura ani?
Fisura ani paling sering terjadi saat buang air besar atau keras. Sembelit kronis atau sering diare juga dapat merobek kulit di sekitar anus.
Namun, tidak semua fisura ani merupakan tanda diet rendah serat dan sembelit. Fisura ani yang penyembuhannya buruk atau yang terletak di posisi selain bagian posterior dan garis tengah anus dapat mengindikasikan kondisi lain yang mendasarinya.
Penyebab lain fisura ani diantaranya mengejan saat melahirkan atau buang air besar, memiliki penyakit radang usus, mengalami penurunan aliran darah ke daerah anorektal, memiliki otot sfingter anal yang terlalu kencang atau kejang, terlibat dalam seks anal memasukkan benda ke dalam anus.
Bagaimana cara mengobati fisura ani?
Sebagian besar fisura ani tidak memerlukan perawatan ekstensif. Namun, pengobatan rumahan tertentu dapat membantu mempercepat penyembuhan dan meredakan gejala yang tidak nyaman.
Fisura ani dapat diobati di rumah dengan menggunakan pelunak feses yang dijual bebas di apotek, minum lebih banyak cairan agar tetap terhidrasi dan meningkatkan pencernaan, mengoleskan salep yang mengandung nitrogliserin untuk meningkatkan aliran darah ke area tersebut atau krim hidrokortison, mengoleskan pereda nyeri topikal ke anus untuk meredakan ketidaknyamanan.
Selain itu, diet tinggi serat dapat membantu menjaga tinja terbuang teratur dan mudah dilewati. Ini adalah faktor kunci dalam mencegah fisura ani di masa depan.
Asupan serat harian 25-35 gram dianjurkan untuk kebanyakan orang dewasa. Di samping peningkatan serat makanan, penting untuk minum banyak cairan per hari. Konsumsi suplemen serat untuk meningkatkan asupan serat juga dapat dilakukan.
Jika gejala fisura ani tidak kunjung sembuh setelah mencoba pengobatan rumahan, maka pasien perlu berkonsultasi dengan dokter yang akan merekomendasikan perawatan lebih lanjut.
Perawatan lain yang mungkin adalah suntikan botox ke sfingter anal. Suntikan akan mencegah kejang di anus dengan melumpuhkan otot untuk sementara. Hal ini memungkinkan fisura ani untuk sembuh sekaligus mencegah pembentukan fisura baru.
Operasi akan dilakukan kalau fisura ani sudah sangat parah dan tidak bisa diatasi dengan obat-obatan. Dokter biasanya akan melakukan prosedur lateral internal sphincterotomy (LIS), yaitu operasi dengan memotong bagian kecil otot sphincter anus untuk mengurangi kejang dan rasa sakit.
Bagaimana fisura ani dapat dicegah?
Fisura ani tidak selalu dapat dicegah, tetapi dapat dikurangi resikonya dengan tindakan pencegahan seperti menjaga anus tetap kering, membersihkan area anus dengan hati-hati menggunakan sabun dan air hangat, minum banyak cairan, konsumsi makanan berserat, berolahraga secara teratur untuk menghindari sembelit, hingga mengobati diare dengan segera. Merubah pola makan dan gaya hidup juga dapat mengurangi resiko fisura ani.(aw)