- nbcnews.com
Wajib Tahu! Ini Risiko Kematian yang Mengintai Akibat Heat Stroke
Perubahan iklim telah meningkatkan suhu bumi selama seabad terakhir dan membuat serangan gelombang panas (heatwave) semakin sering dan ganas. Ketika suhu meningkat drastis, begitu pula tingkat kematian akibat heat stroke.
W. Lawrence Kenney, seorang ahli bidang human thermoregulation dari Penn State University menjelaskan proses mengapa heat stroke dapat menyebabkan kematian.
Dilansir dari wawancara yang dilakukan oleh HuffPost, Kenney mengatakan proses awal serangan heat stroke atau serangan panas adalah ketika otak mengirimkan sinyal kepada kelenjar keringat untuk meningkatkan produksi keringat untuk menurunkan suhu tubuh.
Setelah itu jantung akan memompa darah lebih kuat ke dalam jaringan kulit sekaligus mengalihkan aliran darah menjauhd ari liver, ginjal, dan usus. Fenomena alami tersebut terjadi karena tubuh berupaya membuat kulit lebih panas dari suhu udara dengan harapan membuat udara panas tak terserap tubuh. Hal ini saja sebenarnya sudah dapat membuat masalah bagi orang - orang yang lemah, kurang sehat, atau lanjut usia.
Jika heat stroke terjadi, tubuh akan menjadi sangat panas dan mengalihkan aliran darah yang sarat oksigen ke jaringan kulit sehingga membuat organ - organ vital dalam tubuh menjadi kekurangan pasokan oksigen. Hal ini dapat menyebabkan hipoksia atau kondisi rendahnya kadar oksigen di dalam sel-sel tubuh. Menyelamatkan organ - organ yang 'kehabisan napas' ini terkadang bahkan membutuhkan operasi cangkok organ.
Lalu setelah itu, jika tubuh masih belum dapat meregulasi suhunya, suhu internal dalam tubuh dapat meningkat dari yang normalnya 97-99 fahrenheit (36-37 derajat celsius) menjadi 104-105 fahrenheit (40 derajat celsius).
"Inilah kondisi dimana orang - orang meninggal dunia akibat heat stroke," tegas Kenney.