- freepik
Waspada! Sarapan Telur Dapat Membahayakan Bagi Tubuh, Ini Penjelasannya
Telur menjadi menu sarapan Favorit karena mudah di konsumsi pada pagi hari. Menu telur tidak begitu berat serta tidak memakan waktu lama saat diolah, apalagi saat tergesa akan berangkat beraktivitas.
Namun sebagian orang berpikir bahwa telur dapat menimbulkan kolesterol tinggi dalam tubuh. Sebenarnya, menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Feni Nugraha Mars, Mgz, SpG, menjelaskan bahwa telur memiliki dua bagian yang memiliki kandungan serta manfaat bagi tubuh.
“Tergantung bagian telurnya. Telur ada kuning dan putih. Kolesterol tinggi si kuning. Satu butir mengandung 180 hingga 250 mg kolesterol,” jelas dr. Feni pada acara Hidup Sehat tvOne yang dikutip dari VIVA.
Dalam tubuh kita, rekomendasi kolesterol harian hanya 200 mg per hari untuk orang dewasa. Sedangkan sumber kolesterol seperti kuning telur masih sangat dibutuhkan untuk anak-anak. Jadi pada orang dewasa sebaiknya batasi konsumsi bagian kuning telur tersebut.
“Putih telur tidak mengandung kolesterol dan protein saja. Batasi kuningnya yang punya kolesterol tinggi,” terangnya.
Jika ingin mengkonsumsi telur saat sarapan di pagi hari, Saran dari dr. Feni saat mengkonsumsi telur sertakan juga beragam sayur dan buah lainnya. Beragam sayur dan buah di piring menandakan kandungan lainnya seperti vitamin, mineral, hingga antioksidan akan semakin lengkap dalam tubuh.
“Warna-warni beda antioksidan berbeda. Kalau diolah akan rusak kandungan vitamin apalagi kalau suhu tinggi. Disarankan mentah asal pencucian dilakukan dengan benar agar terbebas dari bakteri. Cara terbaik dikukus atau direbus tapi jangan terlalu lama. Air rebusannya jangan lupa di konsumsi,” saran dari dr. Feni.
Sementara itu, dokter Feni juga menyarankan agar hindari sarapan dengan makanan kaleng. Karena sumber makanan kaya akan lemak jenuh, gula, dan garam. Jika mengkonsumsi makanan kaleng terlalu sering akan membahayakan pada tubuh.
“Kalau berlebihan bisa resiko obesitas, penyakit jantung, dan hipertensi. Bahan pengawet di makanan kaleng kalau udah lewati BPOM cukup aman asal tetap jangan berlebihan,” tutur dr. Feni.