- RSCM/FKUI
Hodgkin Limfoma: Tanda dan Gejala, serta Cara Mengobatinya
Jakarta - Bulan September adalah Lymphoma Awareness Month, atau Bulan Kesadaran Limfoma. Limfoma adalah salah satu kanker darah yang berasal dari limfosit (salah satu bagian dari sel-sel darah putih di dalam tubuh kita).
Secara garis besar, menurut Konsultan Hematologi-Onkologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Wulyo Rajabto SpPD KHOM, limfoma dibagi 2, yaitu: Limfoma Non-Hodgkin (90%) dan Hodgkin Limfoma (10%). Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Hodgkin Limfoma (HL).
Berdasarkan sejarahnya, seorang dokter dari Inggris, dokter Thomas Hodgkin adalah seorang klinisi yang pertama kali mendeskripsikan penyakit Hodgkin Limfoma.
Angka kejadian/insiden Hodgkin Limfoma di masyarakat adalah 2-3 kasus baru per 100.000 penduduk per tahun.
"Usia pasien-pasien Hodgkin Limfoma biasanya relatif muda, sekitar 15-35 tahun, tetapi juga meningkat kasusnya pada pasien-pasien berusia di atas 55 tahun, dan pria lebih sering terkena dibandingkan wanita," beber dr. Wulyo.
Tanda dan Gejala Klinik Hodgkin Limfoma
Gejala dan tanda klinik Hodgkin Limfoma yang paling sering adalah limfadenopati, yaitu pembesaran kelenjar getah bening, terutama kelenjar getah bening leher, lipat ketiak, dan lipat paha; walaupun bisa juga klinisi menemukan pembesaran kelenjar getah bening di rongga dada (mediastinum) dan di dalam rongga perut (kelenjar getah bening paraaorta). Splenomegali (pembesaran limpa) dan hepatomegali (pembesaran liver) juga bisa muncul.
Lokasi kelenjar getah bening di dalam tubuh
"Sekitar sepertiga kasus Hodgkin Limfoma bisa muncul gejala sistemik, seperti: demam berkepanjangan, keringat malam, dan penurunan berat badan yang bermakna; gejala lain yang bisa muncul adalah rasa gatal dan badan terasa capek," ujar Wulyo yang juga staf Divisi Hematologi-Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM/FKUI ini.
Pengobatan Hodgkin Limfoma
Untuk menegakkan diagnosis Hodgkin Limfoma, dokter akan melakukan biopsi eksisional kelenjar getah bening (mengambil kelenjar getah bening secara utuh dengan cara operasi kecil) kemudian memeriksa jaringan histopatologi kelenjar getah bening tersebut di bawah mikroskop.
Gambaran Hodgkin Limfoma di bawah mikroskop, yang karakteristik adalah: ada gambaran seperti mata burung hantu/ owl eyes (lingkaran warna kuning)
Dokter yang memberikan pengobatan Hodgkin Limfoma adalah Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Hematologi-Onkologi Medik (SpPD-KHOM). Sebelum memulai pengobatan, dokter SpPD-KHOM akan melakukan staging dahulu dengan menggunakan pemeriksaan penunjang pencitraan seperti: ronsen thorak (dada), ultrasonografi (USG) abdomen (perut), ct-scan, dan/ tau bahkan pet-scan.
Pada Hodgkin Limfoma stadium dini (stadium I-II favourable), dokter SPPD-KHOM akan memberikan pengobatan kemoterapi kombinasi ABVD 2 siklus ditambah radioterapi atau kemoterapi kombinasi ABVD 4 siklus tanpa radioterapi.
Sementara pada Hodgkin Limfoma stadium intermediate (stadium I-II unfavourable), dokter SpPD-KHOM akan memberikan pengobatan kemoterapi kombinasi ABVD 4 siklus ditambah radioterapi atau kemoterapi kombinasi ABVD 6 siklus tanpa radioterapi.
Sedangkan pada Hodgkin Limfoma stadium lanjut/advanced (stadium III-IV), dokter SpPD-KHOM akan memberikan pengobatan kemoterapi kombinasi ABVD 6 siklus ditambah radioterapi apabila masih ada residu/sisa Hodgkin Limfoma pada pemeriksaan ct-scan atau pet-scan pasca pengobatan.
"Hodgkin Limfoma adalah salah satu jenis kanker yang sensitif terrhadap kemoterapi. Sebagian besar kasus Hodgkin Limfoma respon terhadap kemoterapi kombinasi lini pertama ABVD. Namun sekitar 10%-15% kasus Hodgkin Limfoma stadium dini-intermediate dan 20%-40% kasus Hodgkin Limfoma stadium lanjut/advanced akan mengalami kebal/kambuh," ungkap pengurus harian PP Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN) ini.
Apabila Hodgkin Limfoma kebal/kambuh, maka dokter SpPD-KHOM akan melanjutkan pengobatan kemoterapi salvage, apabila sensitif dilanjutkan High Dose Therapy (HDT) dengan ditambah Autologous Stem Cell Transplantation (ASCT)/Transplantasi Sel Punca Autologus.
Namun, apabila bukan kandidat ASCT, dokter SpPD-KHOM akan memberikan kemoterapi salvage atau bahkan Brentuximab Vedotin (BV), suatu obat Antibody Drug Conjugate (ADC). Apabila Hodgkin Limfoma masih kebal/kambuh setelahnya, maka obat-obatan terbaru, seperti Brentuximab Vedotin (BV) dan Immunotherapy Pembrolizumab masih bisa memberikan respon yang baik.
(1). Pet-scan Hodgkin Limfoma yang kebal/ kambuh pembesaran kelenjar getah bening di leher kanan dan rongga dada (mediastinum) tidak terlihat lagi/complete remission (2) setelah pemberian Antibody Drug Conjugate BV.
Bulan Kesadaran Limfoma
Untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pengetahuan Limfoma dalam hal mengenali gejala dan tanda klinik, diagnosis sedini mungkin, dan pengobatan serta monitoring respon pengobatannya, baik Limfoma Non-Hodgkin dan Hodgkin Limfoma, tema World Lymphoma Awareness Month/Bulan Kesadaran Limfoma Dunia tahun 2022 adalah “We Can't Wait-there is an urgent need to improve the ways lymphomas are diagnosed, treated, and tracked”.
"Harapan kita semua, masyarakat bisa mengenali gejala dan tanda klinik Hodgkin Limfoma, sehingga pasien-pasien Hodgkin Limfoma di Indonesia bisa terdiagnosis lebih awal dan memperoleh kesempatan yang sama untuk memperoleh akses pengobatan kemoterapi yang tepat, karena Hodgkin Limfoma potensial bisa sembuh," tutup dr. Wulyo.
dr. Wulyo Rajabto SpPD KHOM adalah Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Hematologi-Onkologi Medik Staf Divisi Hematologi-Onkologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM/FKUI dan Pengurus Harian PP PERHOMPEDIN (Pengurus Pusat Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia)