- Freepik
Awas, Kaum Mager Terancam Risiko Diabetes, Penelitian Ini Menemukan Olahraga Paling Mudah Sedunia Tanpa Keluar Biaya
Fenomena malas bergerak (Mager) tengah menjangkiti masyarakat urban. Mudahnya segala aktivitas dengan bantuan teknologi membuat mereka lebih malas berjalan kaki. Padahal berjalan kaki mampu menurunkan risiko diabetes, penyakit yang banyak dijumpai di perkotaan.
Dilansir dair Daily Star sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam jurnal Sports Medicine membandingkan efek duduk dan berjalan terhadap kesehatan jantung, insulin, dan kadar gula darah.
“Posisi berdiri secara signifikan melemahkan glukosa postprandial dibandingkan dengan duduk lama; namun, berjalan kaki dengan intensitas ringan adalah cara terbaik untuk memanjakan tubuh,” kata studi itu.
Gaya hidup mager memperburuk kesehatan tubuh
Perilaku malas bergerak seperti duduk lama atau tiduran kemungkinan besar menjadi kebiasaan dan dikaitkan dengan hasil kesehatan yang buruk dan meningkatkan risiko diabetes.
Duduk lama selama dua jam berhubungan buruk dengan glukosa, triasilgliserol, dan kolesterol high-density lipoprotein (HDL) sehingga memiliki efek negatif pada kesehatan kardiometabolik.
"Setiap gangguan untuk duduk lama dapat disebut sebagai istirahat menetap," kata laporan itu.
Penelitian lain juga menjelaskan rata-rata sepuluh menit istirahat tambahan per hari terbukti bermanfaat terkait dengan tekanan darah sistolik (SBP), kolesterol HDL, insulin, glukosa, trigliserida, dan lingkar pinggang.
Apa yang ditemukan oleh studi tersebut?
Berdiri untuk waktu yang singkat daripada duduk lama memiliki efek negatif pada glukosa postprandial. Juga ditemukan bahwa jalan kaki ringan mengurangi efek glukosa dan insulin.
“Berdiri secara signifikan mengurangi glukosa postprandial. Sementara berjalan intensitas ringan menunjukkan pelemahan glukosa dan insulin yang lebih besa," kata penelitian tersebut.
Mengapa studi ini bermanfaat?
Jalan-jalan kecil adalah solusi bagi para pekerja yang tidak memilih untuk berolahraga. Jika Anda bertanya kepada mereka alasan tidak berolahraga, kebanyakan dari mereka akan mengatakan "itu memakan waktu", "itu membuat Anda lelah”, dan sebagainya.
Temuan penelitian ini menjadi angin segar bagi orang-orang seperti itu. Aidan Buffey, seorang mahasiswa pascasarjana di University of Limerick di Irlandia dan penulis makalah tentang manfaat berjalan kaki selama hari kerja menyindir mereka para pekerja yang malas bergerak.
"Orang-orang tidak akan bangun dan berlari di atas treadmill atau berlari di sekitar kantor, tetapi mereka bisa mendapatkan kopi atau bahkan berjalan-jalan di lorong," katanya kepada New York Times.