- Freepik
Penggunaan ‘Diffuser’ Kian Marak, Dokter Larang Penggunaan Cairan Ini Sebagai Campuran Bahan Uap
Maraknya penggunaan diffuser di tengah-tengah keluarga masyarakat urban membuat para ahli kesehatan melakukan sejumlah kajian. Salah satu tujuannya adalah untuk mengingatkan agar para orang tua tidak salah memilih cairan yang akan dimasukkan ke dalam ‘mesin uap’ itu.
Salah satu yang dilarang untuk dicampurkan ke dalam diffuser adalah cairan antiseptik. Pasalnya cairan berbahan kimia ini memiliki risiko yang buruk bagi kulit dan sistem pernapasan.
"Cairan antiseptik memiliki sejumlah kandungan yang membahayakan. Apabila terkena kulit manusia bisa menyebabkan hipersensitif karena cairan mengandung chloroxylenol," kata Dokter Debora Aloina Ita Tarigan asal Medical Underwriter Sequis itu melalui siaran pers, Selasa (4/10/2022) dilansir dari ANTARA.
Menurut Debora, ini dapat berisiko menyebabkan perubahan warna kulit, ruam, iritasi, dan kulit terbakar.
Kemudian, apabila sampai tertelan maka dapat menyebabkan erosi faring (penipisan atau pengikisan jaringan tenggorokan), edema laring (penyempitan saluran pernapasan), gangguan pernapasan akut hingga dapat terjadi henti jantung.
Dia menuturkan sampai saat ini belum ada penelitian membuktikan diffuser dapat menjadi bagian tatalaksana pencegahan COVID-19.
Penggunaan diffuser juga belum terbukti aman untuk digunakan sebagai metode penguapan cairan antiseptik guna mensterilisasi udara.