- Pexels/Michelle Leman
Begini Cara Deteksi Kanker Payudara, Perempuan Harus Rutin “SADARI”
Jakarta – Begini cara deteksi kanker payudara. Perempuan harus rutin SADARI atau Pemeriksaan Payudara Sendiri.
Dokter Divisi Hematologi-Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit RSUP Dr. Sardjito dr. Mardiah Suci, PhD, SpPD-KHOM mengatakan sebagian besar kasus kanker payudara yang berobat ke rumah sakit sudah berada pada stadium lanjut.
“Padahal, apabila ditemukan pada stadium dini, peluang kesembuhannya lebih besar,” ujarnya melalui keterangan yang diterima tvOnenews.com, Senin (24/10/2022).
Mardiah memaparkan hal tersebut ditandai oleh angka bertahan hidup lima tahun (five-year survival rate) pasien yang bisa mencapai 98%.
Artinya, 98 dari 100 pasien kanker payudara stadium dini masih tetap hidup sehat dalam waktu lima tahun sejak mereka terdiagnosis.
Persentase tersebut sama seperti wanita sehat pada umumnya apabila memperoleh pengobatan yang tepat.
Oleh karena itu, gerakan SADARI atau Pemeriksaan Payudara Sendiri perlu dilakukan.
Caranya dengan berdiri di depan cermin dan memperhatikan apakah ada ketidaknormalan bentuk payudara atau tidak.
Setelah itu, lanjutkan dengan mengangkat salah satu tangan ke atas. Raba dan tekan jaringan payudara secara lembut dan perlahan menggunakan jari tangan yang lain ke bagian demi bagian jaringan payudara untuk merasakan apakah terdapat benjolan atau tidak.
Baiknya, SADARI dilakukan 7 hari setelah menstruasi berakhir di mana payudara relatif lebih lunak.
Apabila terdeteksi ada yang tidak normal, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lanjutan seperti USG payudara, mamografi, MRI dan/atau PET-Scan.
Apabila dari pemeriksaan-pemeriksaan tersebut terkonfirmasi adanya benjolan pada payudara yang dicurigai tumor ganas maka dokter dapat melakukan tindakan lanjutan berupa biopsi.
Biopsi merupakan tindakan pengambilan sampel jaringan benjolan payudara tersebut untuk kemudian diperiksa apakah terdapat sel kanker atau tidak.
Jika ditemukan sel kanker, maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan zat-zat kimia tertentu yang disebut pemeriksaan imunohistokimia (IHK) untuk menentukan status ER (Estrogen Receptor), PR (Progesterone Receptor), Her-2 (Human Epidermal Growth factor Receptor 2) dan Ki67.
Pemeriksaan tersebut diperlukan untuk menentukan jenis pengobatan kanker yang akan diberikan kepada pasien.
Apakah nantinya pasien akan mendapat kemoterapi sistemik, terapi hormon, terapi target anti HER-2 dan/atau immunotherapy.
Sebagai informasi, kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di kelenjar (lobe) dan saluran (duct) jaringan payudara.
Tumor ganas di jaringan payudara bisa menyebar ke kelenjar getah bening (lymph nodes) di sekitar payudara.
Bahkan, tumor ganas ini bisa menyebar ke organ lain yang letaknya jauh dari payudara seperti tulang, lever, paru dan otak.
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemukan pada wanita dan menjadi penyebab kematian akibat kanker terbanyak kedua setelah kanker paru. (nsi)