- Pixabay/Sarah Johnson
Mitos atau Fakta: Benarkah Vape Lebih Aman daripada Rokok Konvensional?
Jakarta, tvOnenews.com – Mitos atau fakta, benarkah vape lebih aman daripada rokok konvensional?
Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan mengatakan vape sama-sama mengandung nikotin dan bahan karsinogen lainnya yang menimbulkan dampak buruk pada tubuh seperti halnya rokok konvensional.
Nikotin bisa menyebabkan adiksi. Sementara zat lain dalam vape berupa propylene glikol dan gliserin bisa mengiritasi saluran napas dan paru.
Bahan lainnya, yakni heavy metals bisa menginflamasi paru, jantung, merusak sel dan bersifat karsinogen.
Formaldehyde, aldehyde, particulate matter (PM), nitrosamin serta silikat juga bisa berdampak serupa pada tubuh.
Pada kejadian yang terjadi, kata dia, ada risiko luka bakar pada pengguna vape akibat baterai lithium pada produk itu.
Erlina menjelaskan vape mengandung bahan toksik seperti rokok konvensional. Produk ini terbukti toksik terhadap saluran napas dan paru sehingga tidak dapat dikatakan aman.
Akan tetapi, karena kadarnya yang lebih rendah dari rokok konvensional seringkali membuat orang-orang terperangkap dengan berasumsi produk ini memiliki tingkat toksisitas lebih rendah dan akhirnya sering menggunakannya.
"Kalau sering dihisap, nanti kadarnya akan sama dengan satu batang rokok konvensional," ujar Erlina, Minggu (15/1/2023), dikutip Antara.
Erlina menyarankan agar vape tidak digunakan sampai terbukti aman dan tidak merekomendasikannya untuk modalitas berhenti rokok. Menurutnya, pengguna vape juga berpotensi kecanduan.
"Tidak bisa berhenti merokok itu sudah kecanduan. Berhenti itu untuk seterusnya tidak merokok. Rasa asam di mulut bukan satu-satunya tanda kecanduan. Dia bisa menjadi gelisah karena tubuhnya merasa kurang nikotin," jelasnya. (ant/nsi)