- antara
Empat film Indonesia Tayang di Festival Film Fra Sor di Norwegia
Jakarta - Acara menonton bersama tayangan film ”Yuni” dilakukan oleh Kedutaan Besar RI di Oslo untuk mendukung empat film Tanah Air yang tayang pada Festival Film Fra Sor di Norwegia.
“Kita bangga empat film Indonesia dipilih untuk ditayangkan pada Festival Film Fra Sor 2021 di Oslo. Hal ini jelas menjadi bukti bahwa film, seniman dan sineas Indonesia semakin diakui oleh dunia internasional,” kata Duta Besar RI untuk Norwegia dan Islandia Todung Mulya Lubis dalam siaran pers diterima Antara, Selasa.
Lubis mengatakan KBRI Oslo terus mendorong film-film karya anak bangsa melalui berbagai program agar dapat lebih dikenal masyarakat dan bisa ikut berkompetisi, maupun ditayangkan di berbagai festival dan bioskop di Norwegia serta Islandia. Indonesia Movie Night dihadiri sebanyak 150 penonton yang terdiri atas diaspora Indonesia di Norwegia, Indonesianis, pemerhati film dan masyarakat lokal Norwegia. Untuk lebih menciptakan ”atmosfer” Indonesia, banyak penonton dari kalangan diaspora Indonesia mengenakan busana dan membawa atribut khas Indonesia.
Selain “Yuni” tiga film Indonesia lain yang ditayangkan, yakni ”The Seen and Unseen” (Sekala Niskala, 2017), dan ”The Mirror Never Lies” (Laut Bercermin, 2011) karya Kamila Andini, serta ”Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash” (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, 2021) karya Edwin. Keempat film tersebut ditayangkan di sinema dan bioskop di Oslo pada 11–21 November 2021.
”Yuni” terpilih menjadi salah satu nominasi untuk penghargaan Silver Mirror Award dan Audience Award di Festival Film Fra Sor 2021 yang akan diumumkan pada 18 November 2021.
Sementara itu, Direktur Artistik Film Fra Sor, Lasse Skagen, mengatakan pihaknya senang menayangkan film Indonesia yang dapat semakin memperkaya perspektif masyarakat Norwegia mengenai budaya, seni dan kehidupan berbagai lapisan masyarakat di Indonesia.
Acara tersebut merupakan festival film terbesar di Norwegia yang menampilkan sejumlah film internasional, termasuk dari Indonesia.
Festival itu juga secara berkala menayangkan beberapa film dari Indonesia. Pada 2017, film ”Satan’s Slave” (Pengabdi Setan) karya Joko Anwar mendapat apresiasi tinggi dalam festival tersebut.(chm/ant)