- Ammar Ramzi
Menembus Perbatasan Israel yang Mencekam, Lalu ke Kota Kelahiran Nabi Isa: Seri Umroh Plus Aqsa 2024 Elharamain Wisata
“Dan ingat ‘no stamp, please’, karena kita mau ke Arab Saudi, paspor kita tidak boleh distampel oleh Israel,” tegas Ustaz Muhammad Syukron mengingatkan jemaahnya.
Sambil berbaris tertib jemaah memasuki imigrasi Israel. Di antrean sudah ada puluhan warga Palestina yang juga mengantre ingin masuk.
Mulai dari anak muda, bapak-bapak, hingga ibu-ibu yang membawa anak kecilnya, mengantre dengan wajah harap-harap cemas.
Mereka membawa paspor hitam bertuliskan Palestinian Authority Passport. Entah dari mana mereka berpergian, yang jelas bawaan mereka banyak sekali.
Koper-koper berukuran besar tampak melembung, di tangan kanan dan kiri mereka juga menenteng tas selempang yang juga terlihat penuh.
Di antrean yang padat, kami hanya berani saling pandang. Tidak ada yang berani menegur lewat kata-kata. Paling aman, melempar senyuman.
Mereka sepertinya tahu kami muslim dari Indonesia yang ingin mengunjungi negerinya.
Itu terlihat dari mata hangat nan teduh mereka yang seakan ingin menyapa, tapi tertahan karena situasi imigrasi paling menyebalkan sedunia ini.
Benar saja, kesemena-menaan tentara Israel itu nyata. Seorang ibu ditolak masuk sebelum dirinya masuk melintasi mesin pemindai. Entah apa alasannya tak jelas.
Sang ibu kembali keluar dengan wajah sedih. Tidak tahu berapa biaya yang sudah dia keluarkan untuk menuju border Israel ini.
Beruntung seluruh jemaah Elharamain Wisata berhasil masuk dengan aman, selamat, tanpa kurang satu apapun.