- whc.unesco.org/Fabrice Finotti
Alasan UNESCO Jadikan Candi Borobudur Sebagai Situs Warisan Dunia
Jakarta - Kompleks Candi Borobudur ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia pada tahun 1991. Candi Borobudur merupakan situs budaya pertama di Indonesia yang masuk dalam world heritage list.
Dikutip dari website UNESCO, Candi Borobudur merupakan salah satu monumen Buddha terbesar di dunia, dan dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra.
Monumen ini terletak di Lembah Kedu, Magelang, Jawa Tengah.
Terletak di Jawa Tengah, candi itu dibangun dalam tiga tingkatan: dasar piramida dengan lima teras persegi konsentris, batang kerucut dengan tiga platform melingkar dan, di atas, sebuah stupa monumental.
Candi induk adalah sebuah stupa yang dibangun dalam tiga tingkat mengelilingi sebuah bukit yang merupakan pusat alam.
Pembagian vertikal Candi Borobudur menjadi dasar, tubuh, dan suprastruktur sangat sesuai dengan konsepsi Alam Semesta dalam kosmologi Buddhis. Diyakini bahwa alam semesta dibagi menjadi tiga bidang yang saling tumpang tindih, kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu, masing-masing mewakili bidang keinginan di mana kita terikat pada keinginan kita, bidang bentuk di mana kita meninggalkan keinginan kita tetapi masih terikat pada nama dan bentuk, dan alam tanpa bentuk di mana tidak ada lagi nama atau bentuk.
Di Candi Borobudur, kamadhatu diwakili oleh alas, rupadhatu dengan lima teras persegi, dan arupadhatu oleh tiga platform melingkar serta stupa besar.
Seluruh struktur menunjukkan perpaduan unik dari ide-ide sentral pemujaan leluhur, terkait dengan ide gunung bertingkat, dikombinasikan dengan konsep Buddhis untuk mencapai Nirwana.
"Candi juga harus dilihat sebagai monumen dinasti yang luar biasa dari Dinasti Syailendra yang memerintah Jawa selama sekitar lima abad hingga abad ke-10," sebut UNESCO.
Kompleks Candi Borobudur terdiri dari tiga monumen: yaitu Candi Borobudur dan dua candi yang lebih kecil yang terletak di sebelah timur pada sumbu lurus ke Borobudur. Kedua candi tersebut adalah Candi Mendut, yang penggambaran Buddhanya diwakili oleh monolit tangguh yang didampingi oleh dua Bodhisattva, dan Candi Pawon, candi yang lebih kecil yang ruang dalamnya tidak mengungkapkan dewa mana yang mungkin menjadi objek pemujaan. Ketiga monumen tersebut merupakan fase-fase dalam pencapaian Nibbana.
Kuil ini digunakan sebagai kuil Buddha dari konstruksinya sampai sekitar abad ke-10 dan ke-15 ketika ditinggalkan. Sejak ditemukan kembali pada abad ke-19 dan restorasi pada abad ke-20, ia telah dibawa kembali ke situs arkeologi Buddhis.
Ada sejumlah alasan (kritersia) yang membuat UNESCO menjadikan Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia.
Kriteria 1: Kompleks Candi Borobudur dengan piramida berundak dan tidak beratap yang terdiri dari sepuluh teras yang tumpang tindih, dimahkotai oleh kubah besar berbentuk lonceng adalah perkawinan harmonis antara stupa, candi, dan gunung yang merupakan mahakarya arsitektur Buddhis dan seni monumental.
Kriteria 2: Kompleks Candi Borobudur adalah contoh luar biasa seni dan arsitektur Indonesia dari antara awal abad ke-8 dan akhir abad ke-9 yang memberikan pengaruh besar pada kebangkitan arsitektur antara pertengahan abad ke-13 dan awal abad ke-16.
Kriteria 3: Ditata dalam bentuk teratai, bunga suci Buddha, Kompleks Candi Borobudur merupakan cerminan luar biasa dari perpaduan ide yang sangat sentral dari pemujaan leluhur asli dan konsep Buddhis untuk mencapai Nirwana. Sepuluh teras bertingkat dari seluruh struktur sesuai dengan tahapan berturut-turut yang harus dicapai Bodhisattva sebelum mencapai Kebuddhaan.
UNESCO juga telah menyebutkan beberapa ancaman yang membahayakan Candi Borobudur, salah satunya adalah lemahnya aturan.
"Pariwisata juga memberikan tekanan yang cukup besar pada properti dan pedalamannya. Ada tingkat kerusakan batu bangunan yang semakin meningkat, yang penyebabnya perlu penelitian lebih lanjut. Ada juga kerusakan kecil yang disebabkan oleh pengunjung yang tidak diawasi," ujar UNESCO.
Selain ulah manusia, letusan Gunung Merapi juga dinilai sebagai salah satu potensi ancaman karena endapan abu asamnya seperti yang terjadi pada tahun 2010. (act)