- Istimewa
Masuk Daftar 50 Desa Wisata, Desa Uma Uta Pertahankan Kain Tenun Ikat Warisan Nenek Moyang
“Aspek keberlanjutan adalah suatu hal yang harus dijaga, bahkan tema G21 juga mengangkat keberlanjutan, baik ekonomi, budaya maupun lingkungan,” imbuhnya.
Pantauan tvOnenews, kedatangan rombongan kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ke desa wisata Uma Uta ini disambut dengan ritual Bako Wua Ta’a. Yakni suguhan sirih dan tembakau simbol penerimaan leluhur diselingi tarian tradisional soka papak sebelum mengunjungi aktivitas pembuatan tenun ikat secara alami dan pembuatan kuliner.
Hasil Keanekaragaman Hayati Desa Uma Uta (ist)
Sementara itu, Cletus Beru, penggerak Desa Wisata Uma Uta mengatakan, sejak dahulu, warga desa tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan tradisi pembuatan tenun ikat menggunakan bahan alami, karena merupakan warisan leluhur yang harus dipertahankan hingga anak cucu.
"Inilah daya tarik wisata yang ada di desa kami sehingga banyak tamu dari luar negeri yang datang untuk melihat tradisi dan budaya yang masih terpelihara sejak jaman dulu," ungkap Cletus. (Ofk/ppk)