- gettyimages.com
Daftar 13 Pemimpin Diktator, Beberapa Diantaranya Merupakan Pemimpin Paling Kejam di Dunia
tvOnenews.com - Berikut adalah daftar pemimpin diktator dunia, beberapa diantara mereka termasuk yang paling kejam di dunia.
Diktator adalah sebuah paham yang artinya diambil dari kata "diktator". Artinya orang yang memerintah suatu negara/pemerintahan dengan hak-hak dan kekuasaan absolut, dan -isme yang berarti sebuah pemahaman.
Maka disimpulkan diktatorisme adalah sebuah paham yang dianut oleh suatu negara untuk dipimpin oleh seorang pemimpin diktator yang mempunyai hak dan kewajiban tersendiri.
Adapun gaya kepemimpinan diktator cenderung lebih banyak dipraktikkan di negara-negara Eropa seperti Jerman, Polandia, Prancis, dan Italia.
Beberapa negara pernah memiliki pemimpin diktator yang dianggap sangat kejam dan brutal. Seperti diantaranya adalah Adolf Hitler di Jerman dan Saddam Hussein di Iran.
Diktator adalah seorang pemimpin negara yang memerintah secara tirani & menindas rakyatnya.
Biasanya seorang diktator naik takhta dengan menggunakan kekerasan, sering kali dengan sebuah kudeta.
Namun, ada pula diktator yang naik takhta secara demokrasi, contoh yang paling terkenal adalah Adolf Hitler, Ferdinand Marcos, dan Soeharto.
Seringkali pemimpin diktator dibedakan dengan despot. Seorang despot berkuasa dengan cara sewenang-wenang pula, tetapi kadang kala ada pula despot yang 'baik'.
Konsep kediktatoran, serta penggunaan kekuatan dan penganiayaan secara sistemik terhadap lawan politik untuk tetap berkuasa sudah ada sejak peradaban zaman Romawi Kuno.
Namun di era modern, masih ada pula pemimpin negara yang menerapkan gaya kepemimpinan diktator.
Berikut 13 daftar para pemimpin diktator yang pernah ada dirangkum dari berbagai sumber.
1. Adolf Hitler
Adolf Hitler menguasai Jerman pada tahun 1930. Kemudian di akhir tahun 1941, kekaisaran Reich Ketiga Jerman mencakup wilayah kekuasaan hampir setiap negara di Eropa dan sebagian di Afrika Utara.
Di masa pemerintahannya, Adolf Hitler menyusun rencana menciptakan ras unggulan dengan melenyapkan ras orang Yahudi, Slavia, gipsi, homoseksual dan lawan politik.
Adolf Hitler juga mengirim mereka ke camp konsentrasi dan disiksa sampai mati. Menurut laporan, Adolf Hitler sedikitnya telah membunuh 11 juta orang, termasuk 6 juta orang kaum Yahudi.
Pada 30 April 1945, Adolf Hitler memutuskan untuk menghakhiri hidupnya usai mendapati berita dirinya menjadi buronan pasukan tentara merah Uni Soviet.
2. Joseph Stalin (1878-1953)
Joseph Stalin lahir di Georgia pada tahun 1878. Ia kemudian menjadi orang nomor satu di Uni Soviet untuk menggantikan Lenin yang meninggal pada tahun 1924.
Joseph Stalin secara brutal menekan musuh-musuh politiknya serta orang-orang yang dicurigai sebagai lawan.
Jumlah korban yang tewas demi ambisi politik Joseph Stalin berdasarkan catatan, sekitar 14 hingga 20 juta orang yang meninggal dalam kamp kerja paksa. Operasi ini dikenal sebagai Pembersihan Besar-besaran atau eksekusi pada 1930-an.
3. Pol Pot (1925-1998)
Pemimpin Khmer Merah dan diktator dari Kamboja, Pol Pot memimpin dari tahun 1975-1979. Ia secara langsung bertanggung jawab atas salah satu peristiwa genosida yang paling parah dalam sejarah modern.
Selama kurang lebih empat tahun ia memegang kekuasaan di Kamboja. Ada sekitar 1 juta orang meninggal karena kelaparan, pemenjaraan, kerja paksa, dan juga pembunuhan.
Setelah kekuasaan Pol Pot padam, pemerintahan jatuh ke tangan Vietnam pada tahun 1979. Bersama dengan pengikut Khmer Merahnya, Pol Pot terus beroperasi di pedesaan Thailand.
4. Idi Amin (1952-2003)
Idi Amin menjabat sebagai presiden Uganda ketiga dan memimpin dari 1972-1979.
Idi Amin harus bertanggung jawab atas kurang lebih 250 ribu kematian akibat teror pada masa pemerintahannya.
Teror pada masa kepemimpinannya mencakup penyiksaan, eksekusi ekstrayudisial, korupsi, dan penganiayaan etnis.
Pada 1979, Uganda kemudian bergejolak. Saat itu pasukan Tanzania menyerang, Idi Amin kemudian melarikan diri.
Idi Amin mencari perlindungan di Libya kemudian Arab Saudi dan meninggal pada tahun 2003.
5. Francisco Franco (1939-1975)
Francisco Franco memegang kendali negara Spanyol dari 1939 hingga 1975. Saat itu, ia muncul sebagai pemenang Perang Saudara Spanyol.
Masa pemerintahan Francisco Franco ditandai dengan represi berat dan penindasan sistematis terhadap para pembangkang yang dikirim ke kamp konsentrasi.
Mereka lalu dijatuhi hukuman penjara, termasuk hukuman kerja paksa atau eksekusi.
Rezim Francisco Franco menjadi lebih liberal pada 1960-an hingga 1970-an, namun Spanyol menjadi negara demokratis setelah kematian dirinya.
6. Saddam Hussein (1937-2006)
Saddam Hussein menjadi pemimpin Irak pada 1979. Ia diperkirakan bertanggung jawab atas kematian sekitar 500 ribu hingga 1 juta orang.
Dari jumlah itu, suku Kurdi bertanggung jawab atas sekitar 70 hingga 300 ribu orang yang meninggal.
Masa pemerintahan Hussein kemudian runtuh setelah invasi koalisi pimpinan AS dan Inggris di Irak pada 2003.
Kemudian pada tahun 2006, ia dinyatakan bersalah atas 148 ribu kematian penganut Syiah pada awal 1980 dan dijatuhi hukuman mati.
Saddam Hussein kemudian dieksekusi mati dengan cara digantung pada 30 Desember 2006.
7. Bloody Mary I
Bloody Mary I adalah anak tunggal dari pasangan Raja Henry VIII dan Catherine dari Aragon, Mary I, menjadi ratu Inggris pada tahun 1553.
Setelah ia memimpin, kepercayaan Katolik kemudian diterapkan memperjuangkan Protestan sebagai agama utama dari penguasa sebelumnya.
Mary I kemudian menikah dengan Philip II dari Spanyol, yang juga seorang penganut Katolik.
Beberapa tahun berikutnya, ratusan orang penganut Protestan dibakar di tiang pancang, dan karena tindakan itu ia mendapat julukan 'Bloody Mary I'.
8. Mao Zedong (1893 – 1976)
Di balik jasa Mao Zedong dalam mendirikan Republik Rakyat China, Mao setidaknya membantai kurang lebih 50 juta nyawa rakyatnya.
Mao Zedong menerapkan program yang diberi nama “Lompat Jauh ke Depan” yang menjadi penyebab kematian sekitar 20 juta orang akibat kelaparan.
Selain itu, Mao Zedong juga menerapkan kebijakan Revolusi Kebudayaan dengan tujuan “memurnikan” sosialisme China.
Mao Zedong kemudian mengeksekusi siapa pun yang berani menentang ideologi komusimenya.
9. Kim Il-Sung (1912 – 1994)
Sebelum kepemimpinan Korea Utara jatuh kepada Kim Jong-un, presiden pertama mereka sudah lebih dulu menerapkan konsep diktatorisme.
Selama masa kepemimpinannya, sejarah menyebut Kim Il-sung telah menewaskan sekitar 3 juta orang.
Dia membunuh semua lawannya yang bertempur dalam Perang Korea, dan menangkap setidaknya 200 ribu tahanan politik, kemudian mengeksekusi mereka.
10. Soeharto (1967 – 1998)
Kerusuhan Mei 1998 menjadi saksi bagaimana masyarakat Indonesia mati-matian menggulingkan pemerintahan Presiden Soeharto kala itu.
Selama kurang lebih 31 tahun memimpin, Soeharto telah mengomandoi penyiksaan dan pembantaian kepada siapa pun yang dianggap memiliki paham ideologi komunisme.
Menurut temuan, hampir seten500 ribu rakyat Indonesia menjadi korban atas program “pemberantasan komunisme” Soeharto.
11. Benito Mussolini
Sebagai seorang pemimpin sosialis dengan semangat muda, Benito Mussolini mengikuti jejak politik ayahnya. Namun membuat ia dikeluarkan oleh partai tersebut karena dukungannya terhadap Perang Dunia I.
Sebagai pemimpin diktator selama masa Perang Dunia II, Benito Mussolini mengerahkan pasukannya secara berlebihan dan akhirnya ia dibunuh oleh rakyatnya sendiri di Mezzegra, Italia.
12. Fidel Castro
Fidel Castro mendeklarasikan dirinya sebagai PM Kuba tahun 1959. Ia lalu gagal menjalin hubungan diplomatik dan hubungan perdagangan dengan AS.
Fidel Castro menegosiasikan senjata, perjanjian kredit, dan bantuan makanan dengan Uni Soviet.
Ia juga secara kejam memerintahkan penahanan dan eksekusi lawan-lawan politiknya.
Fidel Castro menasionalisasi sumber-sumber daya Kuba, membentuk pertanian kolektif, dan membentuk negara sosialis satu partai. Ia juga mengirim sejumlah besar orang kaya Kuba ke penjara.
Dari kacamata AS, Fidel Castro dianggap sebagai sosok pemimpin tiran yang kejam.
13. Mustafa Kemal Ataturk
Saat kesultanan Usbani runtuh tahun 1922, Ataturk dipromosikan sebagai presiden Republik Turki dipromosikan tahun 1923.
Mustafa Kemal Ataturk langsung membentuk Partai Rakyat dan membentuk rezim partai tunggal.
Mustafa Kemal Ataturk mencita-citakan suatu negara modern dan sekuler, menggunakan wibawa dan kharismanya untuk memperkenalkan program reformasi secara luas.
Hal ini termasuk penghapusan masa kekhalifahan, yang mendasari otoritas religius para sultan, dan institusi Islam di Turki.
Pada 1926 Mustafa Kemal Ataturk menyingkirkan lawan politiknya dengan tuduhan konspirasi pembunuhan sebagai alasan.
Mustafa Kemal Ataturk melakukan tujuan itu dengan keyakinan mengubah negara Turki menjadi negara modern dengan kecanggihan politik.
(udn)