- Andi Rahmat
5 Fakta Mengejutkan Tentang Aliran Puang Nene di Bone yang Diduga Sesat, Lakukan Penyembahan Pada Berhala?
Jakarta, tvOnenews.com – Publik baru saja digemparkan dengan keberadaan ajaran yang diduga aliran sesat bernama Puang Nene.
Aliran yang berasal dari Bone, Sulawesi Selatan tersebut sebenarnya memiliki nama asli yakni Aliran Al Mukarramah Al Khaerat, Segitiga Emas Sunda Nusantara. Diduga aliran Puang Nene ini merupakan aliran sesat karena telah menyimpang dari ajaran Islam.
Untuk diketahui lebih lanjut, berikut ini fakta-fakta terkait aliran Puang Nene yang wajib
Dipimpin oleh Walinono alias Puang Nene
Diduga aliran sesat yang dikenal dengan nama Puang Nene ini memiliki dua pimpinan.
"Ada dua bos besarnya, Kalau di sini dikenal sebagai aliran Puang Nene," ucap Kepala Desa Mattirowalie, Kabupaten Bone, Andi Swandi, kepada tvOnenews.com.
Pimpinan pertamanya merupakan Puang Nene sendiri diketahui berprofesi sebagai seorang dukun dan berasal dari Kabupaten Soppeng.
Meski tidak memiliki KTP namun Puang Nene mengaku bahwa dirinya sudah berumur 250 tahun. Namun hal tersebut sulit untuk dipercayai oleh masyarakat sekitar, termasuk kepala desa. Sementara pemimpin keduanya merupakan Hasang atau Acang yang berasal dari Bone.
Pengikutnya mencapai puluhan orang
Aliran Puang Nene sendiri sebenarnya memiliki nama lain yakni Al Mukarramah. Diduga aliran ini masuk ke Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone sekitar tahun 2020. Pengikut aliran Puang Nene ini diperkirakan telah mencapai puluhan irang di desa tersebut.
Namun sejauh ini banyak pengikut ajaran Puang Nene yang telah meninggalkan aliran tersebut. Hal ini karena mereka menyadari bahwa aliran Puang Nene menyimpang dari ajaran agama Islam yang sebenarnya.
Diduga mengajak untuk menyembah berhala
Berdasarkan hasil penelurusan, diduga aliran Puang Nene ini mengajak pengikutnya untuk menyembah berhala. Hal ini dikemukakan langsung oleh Ketua MUI Bone, Prof KH muhammad Amir.
"Dari penelusuran, itu memang ada ajaran menyimpang yang mengarah pada penyembahan berhala," sebut Ketua MUI Bone, Prof KH Muhammad Amir saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (25/3/2023).
Ajarannya datang secara sembunyi-sembunyi
Ternyata sebelum hari ini Puang Nene sudah pernah diusir karena ajarannya tersebut. Namun belakangan datang kembali dengan menyebarkan ajaran tersebut secara sembunyi-sembunyi.
Pengikutnya wajib membayar mahar
Bukan gratis, aliran Puang Nene bahkan diduga membebankan iuran tahunan pada pengikutnya. Jika ingin mengikuti aliran ini para pengikutnya wajib membayar ongkos dengan nilai yang tidak menentu. (Lsn)