- tvonenews
Fikri Budiman Sebut Hukuman Ferdy Sambo Tidak Sebanding dengan Hukuman Mati Ayahnya: Tidak Adil
tvOnenews.com – Setelah beberapa waktu yang lalu majelis hakim dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Ferdy Sambo atas kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, nama dari Freddy Budiman yang merupakan terpidana mati fenomenal di Indonesia kembali mencuat.
Freddy Budiman yang dieksekusi mati pada 29 Juli tahun 2016 silam atas kasus penyelundupan narkoba kembali mencuri perhatian publik setelah banyak masyarakat yang membandingkan hukumannya dengan Ferdy Sambo.
Freddy Budiman yang di eksekusi mati di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan tahun 2016 silam setelah dirinya terbukti menyelundupkan 1.4 juta pil ekstasi dari China pada tahun 2013.
Terkait ramainya perbincangan tentang Freddy Budiman, sang anak yakni Fikri Budiman pun memberikan tanggapannya terkait dengan hukuman mati yang diterima oleh ayahnya yang dibandingkan dengan vonis hukuman mati Ferdy Sambo.
Dalam satu kesempatan berbincang bersama dengan pembawa acara Alvin Adam, Fikri Budiman mengatakan bahwa hukuman mati yang diterima oleh sang ayah tidak adil jika dibandingkan dengan vonis hukuman mati Ferdy Sambo jika dikaitkan dengan RKUHP.
Pasalnya, menurut Fikri, keluarga dari Freddy Budiman hanya mendapatkan waktu 5 hari untuk bertemu sebelum akhirnya sang ayah dieksekusi mati.
Sedangkan dalam kasus Ferdy Sambo, menurutnya saat ini terpidana mati mendapatkan masa percobaan 10 tahun yang jika selama masa percobaan tersebut terbukti berkelakuan baik, hukumannya pun akan mendapatkan keringanan.
"Kalau misalnya bicara keadilan pasti merasa tidak adil, karena pada saat itu keluarga Freddy Budiman hanya mendapatkan waktu 4 hari sebelum dieksekusi Anggaplah 5 hari kita ya 5 hari itulah terakhir sampai akhirnya Papa dieksekusi," kata Fikri Budiman.
Bahkan, berbicara soal hukuman mati, Fikri mnegaku jika dirinya tidak setuju dengan adanya hukuman mati. Karena menurutnya mencabut nyawa merupakan tugas Tuhan.
"Jujur kalau di dalam hati sebenarnya tidak setuju tidak setuju karena menurutku mencabut nyawa seseorang ini hanya tugasnya Tuhan," sambung Fikri.
Fikri mengatakan kalau dirinya lebih setuju untuk memberikan efek jera kepada para tahanan dan adanya perbaikan terhadap sistem Lapas. Karena menurutnya penjara di Indonesia tidak memberikan efek jera pada para tahanannya. (akg)