- Instagram @portrait_hunza
Kenali Wanita dari Hunza, Tetap Cantik dan Awet Muda Meski Sudah Lanjut Usia, Ternyata Ini Rahasianya
tvOnenews.com - Cantik dan awet muda menjadi impian semua orang, terutama bagi wanita. Banyak wanita yang menginginkan wajah cantik dan awet muda meski telah berusia lanjut.
Namun siapa sangka, terdapat suatu tempat di dunia ini yang dipenuhi dengan wanita cantik dan awet muda seperti bidadari.
Tanpa perawatan ke salon, wanita penduduk di lembah Hunza ini ternyata memiliki rahasianya untuk tetap sehat, cantik, dan awet muda.
Cara mereka dapat Anda terapkan agar memiliki wajah yang cantik dan awet muda layaknya para wanita yang berada di lembah Hunza, pakistan. Simak ulasan tentang Lembah Hunza, Pakistan berikut ini.
Lembah Hunza mungkin agak asing ditelinga sebagian orang. Padahal lembah yang bisa dikatakan terpencil ini merupakan tempat asal wanita-wanita cantik yang sudah diakui di berbagai penjuru dunia.
Dilansir dari tayangan youtube channel Prime Time Information, penghuni lembah Hunza merupakan ras wanita paling cantik di dunia yang berasal dari Etnis Hunza.
Potret Wanita Hunza. (facebook)
Tak hanya itu, ada banyak fakta menarik tentang wanita Etnis Hunza di Pakistan, salah satunya adalah wanita Hunza masih bisa hamil di usia 65 tahun.
Etnis Hunza bermukim di lembah Hunza, Karimabad, Pakistan. Lembah itu diapit tiga gunung besar yaitu Himalaya, Karakoram, dan Pamir.
Sungai di sana mengalir jernih dan bebas polusi udara. Mereka juga hidup sederhana, tidak kenal stres, dan tidak mengenal ragu serta gagal.
Etnis Hunza berasal dari Pakistan, terletak di daerah yang rawan konflik. Diluar itu, banyak informasi menarik tentang lembah Hunza, lembah yang disebut-sebut dihuni oleh sejumlah wanita cantik bak bidadari dunia.
Lembah hunza diapit oleh adanya 3 gunung besar, dialiri dengan sungai yang begitu jernih. Kehidupan di wilayah itu masih bisa dibilang tradisional.
Faktanya, Lembah Hunza juga telah menjadi tujuan populer para backpacker Amerika dan Eropa sejak era 1990-an.
Seperti dilansir dari The Independent, mayoritas penghuni Lembah Hunza beragama Islam.
Uniknya, meski tinggal jauh dari perkotaan, populasi masyarakat lembah Hunza adalah populasi terbesar di Pakistan yang bebas buta huruf.
Rata-rata sekitar 77 persen etnis Hunza bebas buta huruf, bahkan wanitanya 90 persen disebut bisa membaca.
Hal ini tentu jauh jika dibandingkan dengan angka bebas buta huruf di Pakistan yang secara nasional hanya berkisar sekitar 58 persen saja.
Warga Hunza juga selain dijuluki bak bidadari, cenderung memiliki umur lebih panjang dibanding wilayah lainnya. Bahkan ada yang hidup hingga berusia 160 tahun.
Masyarakat etnis Hunza bertahan hidup dengan cara bertani, beternak, dan pekerja kasar. Mereka juga mendapat penghasilan tambahan dari para turis yang datang ke sana.
Tak hanya itu, uniknya wanita-wanita Lembah Hunza juga memiliki keterampilan dalam bidang pertukangan sehingga berkontribusi besar dalam perekonomian masyarakat Hunza.
Sebagian besar masyarakat etnis Hunza menganut pola makan nabati dan vegetarian. Mereka jarang memasak makanan menggunakan minyak goreng.
Buah-buahan seperti aprikot, ceri, anggur, prem, dan persik, semuanya dibudidayakan oleh etnis Hunza. Mereka juga terbiasa mengonsumsi biji-bijian, chapati, dan roti.
Ini semua membuat masyarakat Hunza hidup sehat dan tentunya berumur panjang. Awal tahun 1970-an, tim National Geographic pernah melakukan penelitian langsung ke lembah Hunza untuk menyelidiki klaim orang berumur panjang di seluruh dunia.
Faktanya etnis Hunza bisa hidup dengan usia panjang yang tidak diketahui secara pasti. Namun dari beberapa dokter yang memeriksa masyarakat Hunza didapat satu fakta yang cukup mengejutkan.
Bahwa populasi lansia di Hunza termasuk lansia dengan tubuh yang sangat sehat, penuh vitalitas, dan hampir bebas dari penyakit.
Selain makanan, kunci etnis Hunza bisa bebas dari penyakit adalah olahraga. Lingkungan tempat tinggal Hunza adalah pegunungan dan memiliki medan curam.
Desa tempat mereka tinggal sangat terisolir dan dibangun di sisi tebing. Mereka juga tidak punya pilihan lain selain menavigasi jalan yang kasar dan pegunungan yang curam.
Lahan pertanian etnis Hunza juga lokasinya tidak dekat dengan pemukiman. Beberapa lahan pertanian etnis Hunza bisa berjarak dua jam perjalanan dari desa.
Etnis Hunza terbiasa menjalani pola hidup sehat. Mereka makan secara teratur dua kali sehari yang dengan menu buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan.
Kebanyakan dari mereka juga menganut prinsip vegetarian dan hanya akan mengkonsumsi olahan daging pada acara-acara tertentu.
Maka dari itu dipastikan tidak adanya zat kimia yang tercampur dalam berbagai makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat Hunza.
Bahkan umumnya mereka rutin berpuasa selama minimal dua kali dalam seminggu. Serta rutin untuk berolahraga seperti jalan kaki menyusuri lembah.
Lembah Hunza, Penghasil Wanita Cantik Bak Bidadari
Potret Wanita Hunza. (Ist)
Masyarakat di daerah Hunza dominan sudah berusia lanjut berkisar 40 atau 50 tahun. Namun wajahnya masih terlihat begitu awet muda.
Kabarnya wanita hunza memiliki masa menopause yang lebih lambat dibandingkan wanita normal. Hal tersebut juga tidak luput karena gaya hidup sehat yang diterapkan oleh masyarakatnya.
Begitu juga untuk daerah lembah Kalash yang masih berada di lokasi yang sama, Pakistan. Ciri utama dan paling menarik dari etnis Kalash yaitu tempat berkumpulnya para wanita cantik bermata biru.
Hal tersebut tentu menjadi idaman bagi banyak pria karena perpaduan fisik dan gaya hidup sederhana yang sempurna.
Penduduk Kalash juga dikenal ramah saat menyambut berbagai turis yang datang. Kebanyakan wanita Kalash menggunakan pakaian berwarna-warni untuk busana sehari-hari.
Tak hanya itu, umumnya wanita di sana memiliki rambut panjang dengan ciri khas dikuncir 3. Tentunya hal ini semakin membuat wisatawan, khususnya kaum pria menganggap wanita Kalash cantik rupawan bak bidadari surga.
Tak hanya itu, apakah masyarakat Hunza bahagia? Jawabannya adalah sangat bahagia. Dikutip dari Verywell Health bahkan disebutkan bahwa masyarakat Hunza termasuk orang paling bahagia di dunia. (udn/kmr)