- dok ist
Dicap Bule Kampung, Enzy Storia Ungkap Masa Kecilnya Kerap Dibully Hingga Sempat Trauma Berbicara Pakai Bahasa Inggris
tvOnenews.com – Enzy Storia artis cantik keturunan Aceh-Polandia ini ternyata memiliki pengalaman masa kecil yang pahit. Ketika menginjak usia 6 tahun, dia ditinggalkan oleh sosok ayahnya. Tak hanya itu, Enzy juga sempat mengalami perundungan. Dia dicap sebagai ‘bule kampung’.
Dilansir dari kanal Youtube Daniel Mananta, Enzy Storia menilik kembali kisah kelam di masa kecilnya. Wanita kelahiran 10 Agustus 1992 ini harus ditinggalkan sosok ayahnya yang merupakan WNA asal Polandia.
“Mamaku menikah beda agama. Ketika aku umur 5 sampai 6 papaku meninggalkan mamaku, akhirnya pergie mereka berpisah karena agama. Mamaku sepanjang rumah tangganya itu pengen aku tetap menjadi seorang Muslim, dan bokap tidak menerima karena percaya anak itu punya kebebasan untuk memilih agamanya,” kata Enzy Storia.
Enzy kembali mengenang terakhir kalinya dia melihat sosok sang ayah. Pemilik nama lengkap Enzy Storia Leovarisa masih ingat betul kecupan terakhir di keningnya dari sang ayah sebelum pergi menghilang.
“Itu momennya aku inget banget, aku lagi di rumah mau tidur. Itu masih ke capture di otak aku. Jadi aku dibawa sama mbak aku, mbok gitu jadi aku punya 2 mbak di rumah. Aku tinggal di daerah puri Cinere, jadi di situ ada satu perkampungan namanya Ismaya atau apa,” ujar Enzy Storia.
“Aku tiba-tiba digendong sama mbok aku. Aku terbangun udah ramai dan udah berisik gitu mama dan papa aku berantem. Aku dibawa ke rumah si mbok, yaudah terakhir aku inget banget aku dicium jidatnya sama papaku,” lanjutnya.
Enzy Storia Dijuluki Bule Kampung
Sejak kejadian itu, Enzy Storia memulai hidup berbeda di perkampungan. Tentunya, dengan kondisi finansial yang jauh berbeda juga. Beberapa kali, dia dan ibunya bahkan sempat tinggal di rumah kontrakan.
“Jadi aku sempet banget tinggal di rumah kontrakan, petakan yang kaya residence gitu, kaya townhouse tapi ini rumah kompleks, rumah petak-petakan gitu lho.” kenang Enzy.
“Tapi kalau aku mau ke sekolah, itu SMA ya aku harus naik angkot,” lanjutnya.
Saat itu Enzy menjadi minder, pasalnya kebanyakan temannya merupakan orang kaya. Dengan paras blasteran Polandia itu, Enzy Storia pun kerap dirundung dan dicap sebagai ‘bule kampung’.
“Sedangkan teman-teman aku itu anak-anak orang kaya, yang dari dari SMP yang suka gaul. Jadi ada itu momen-momen aku ngerasa malu. Terus di perkampungan itu juga sering banget dikata-katain 'ih bule kampung, atau apa gitu,” ujar Enzy.
Hal ini membuat Enzy Storia sangat trauma. Dia bahkan sempat enggan berbicara denggan menggunakan bahasa Inggris.
“Sampai ada momen aku tuh gak mau ngomong bahasa Inggris sama sekali dulu. Karena aku dari kecil kan ngomong bahasa Inggris, aku tuh ngerasa aku tuh beda sama orang-orang, dari kecil udah diliatin dikatain sama orang-orang,” kenangnya.
Enzy mengaku sangat bingung dan sedih dengan perlakuan lingkungannya. Dia bahkan kerap dijahili atau dilempar sesuatu.
“Mungkin maksudnya mereka aku beda kan, bule banget, ‘kok ada orang bule di sini?’ tapi aku juga gak tahu kenapa aku dikata-katain, diisengin, dilempar, ya trus gimana? Aku sempat marah gitu lho, aku orang Indonesia kok,” pungkas Enzy.
“Sementara kan aku naik angkot, ‘kok bule naik angkot sih’,” lanjutnya. (rka)